SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemkab Sragen melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) menyatakan kesiapan untuk menggelar kembali sekolah tatap muka.
Sesuai wacana pemerintah dan SKB 4 menteri, sekolah tatap muka direncanakan digeber mulai awal Januari 2021 atau semester dua ajaran baru 2020/2021.
Hal itu diungkapkan Kepala Disdikbud Sragen, Suwardi, kepada wartawan Rabu (25/11/2020). Ia menyampaikan secara prinsip Sragen sudah siap menerapkan sekolah tatap muka sesuai SKB 4 menteri.
Sebab selama ini, Sragen sebenarnya sudah mengawali dengan menggelar simulasi di 60 sekolah di semua kecamatan. Meski demikian, nantinya tetap akan dilakukan pemetaan terlebih dahulu.
“Sekarang kan tidak pakai zona, tapi nanti kan bisa dipetakan apa mungkin mencoba analisis dulu. Kalau seluruh kabupaten kelihatannya belum bisa. Nanti kemungkinan per kecamatan. Kalau kecamatan belum mungkin per desa,” paparnya.
Suwardi menjelaskan desa relatif lebih aman karena ada desa yang tidak ada kasus covid-19 sama sekali.
Menurutnya nanti pelaksanaan tatap muka dimungkinkan tak akan jauh dari simulasi kemarin. Bahkan ia menyebut pola tatap muka yang digelar pusat diyakini tidak jauh berbeda dengan apa yang sudah dilakukan Sragen.
“Kelihatannya menyadur dari sini juga. Kan dari pusat itu pas kita simulasi Sragen ujicoba itu. Katakanlah kita harus menyiapkan karena perkembangan bisa berubah sewaktu-waktu,” terangnya.
Suwardi menyampaikan yang paling mungkin pertama digelar adalah PAUD dan SD. Karena siswa kedua jenjang itu berada di desa dan mayoritas siswanya juga lokal desa setempat.
Sedang untuk jenjang SMP yang siswanya lintas desa dan kecamatan, nantinya akan dipetakan dulu apakah aman atau tidak.
“Kecamatan kita lihat kan penyebaran kasus covidnya tidak merata. Mungkin desa atau kecamatan mana yang masih steril kemudian diterapkan itu juga bisa,” tegasnya.
Di sisi lain, kabar bakal dibukanya sekolah tatap muka mendapat sambutan baik dari sebagian orangtua siswa. Agus, salah satu orangtua siswa SD di Tanon, Sragen menyebut mendukung sekolah tatap muka.
Hanya saja ia berharap sekolah dan guru harus lebih siap untuk menyediakan fasilitas protokol kesehatan serta lebih ekstra mengawasi para siswa.
“Ya antara senang dan cemas. Senang anak-anak bisa sekolah lagi, cemas kalau-kalau nanti ada penyebaran kasus covid-19. Karena jujur saja dengan masa pandemi dan anak-anak belajar daring ini membuat banyak orangtua siswa pusing. Kadang anak ngeluh tugas sekolah sementara orangtua terutama yang tua nggak bisa membantu mengerjakan. Lalu dengan belajar daring pakai HP, malah sebagian banyak digunakan main HP-nya daripada belajarnya. Kalau kelamaan diliburkan takutnya anak jadi lupa sekolah karena keasyikan di rumah dan mainan HP,” tandasnya. Wardoyo