YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Para pelaku pariwisata di Provinsi DIY mengeluhkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang akan memangkas jatah libur akhir tahun 2020.
Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY mencatat, rencana pemangkasan jatah libur akhir tahun tersebut membuat angka reservasi bulan Desember menurun drastis.
Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono mengungkapkan, selepas presiden mengumumkan kebijakan tersebut, tamu-tamu berangsur membatalkan reservasinya.
Bahkan, akibat reservasi yang dicancel, deretan hotel dan penginapan terancam kehilangan hampir 50 persen tamu.
“Sampai saat ini sudah ada pembatalan reservasi-reservasi. Untuk November ini dari 70 persen ke 40 persen, kemudian Desember 60 persen ke 30 persen,” katanya.
Oleh sebab itu, ia sangat menyayangkan kebijakan tersebut, karena hampir sepanjang 2020, atau sejak pandemi Covid-19 melanda, industri pariwisata terkena dampak begitu besar.
Bagaimanapun juga, tambahnya, antara ekonomi, serta kesehatan, harus berjalan saling beriringan.
“Kita sangat menyayangkan keputusan ini, karena kita sudah sepakati jangan sampai ada yang terkapar ekonominya dan terkapar kesehatannya. Jangan terus pariwisata dijadikan kambing hitam kenaikan kasus,” ujar Deddy.
“Alangkah baiknya bila kita evaluasi dengan jernih masalah ini. Kita usulkan, perketat dan disiplinkan masyarakat, untuk penerapan prokes. Kami juga sudah melakukan verifikasi hotel dan resto anggota PHRI, lalu Kemenparekraf melakukan sertifikasi CHSE juga,” imbuhnya.
Ia pun menyampaikan, selain kebijakan pemangkasan libur akhir tahun oleh pemerintah pusat, fenomena pembatalan reservasi ini, sedikit banyak terpengaruh aktivitas Gunung Merapi yang meningkat.
- Kontak Informasi Joglosemar News :
- Redaksi : [email protected]
- Promosi : [email protected]
- Kontak : [email protected]