![](https://i0.wp.com/joglosemarnews.com/images/2020/11/widodo-MPN-edit.jpg?resize=540%2C621&ssl=1)
SOLO,JOGLOSEMARNEWS.COM -Pada masa pandemi Covid-19, semua institusi pendidikan harus menutup pembelajaran secara tatap muka serta semua fasilitas pembelajaran lainnya seperti perpustakaan, laboratorium dan fasilitas pendukung lainnya.
Para siswa dan masyarakat umum bisa memanfaatkan tempat-tempat yang memiliki bahan-bahan pelajaran ilmu pengetahuan. Seperti di museum, salah satunya Monumen Pers Nasional (MPN) yang terletak di Jalan Gajah Mada 59 Kota Solo.
Di lokasi ini, tersedia kekayaan intelektual dan pengetahuan kesejarahan terutama menyangkut pers nasional. Di saat pandemi ini, Monumen Pers Nasional tetap buka melayani pengunjung sehingga lokasi ini bisa menjadi alternatif tempat belajar bagi para siswa dan masyarakat umum.
Menurut Kepala Monumen Pers Nasional (MPN), Widodo Hastjaryo, selama pandemi Covid-19 yang melanda tanah air sejak awal tahun 2020, MPN hanya ditutup selama tiga bulan yakni Maret, April, Mei. Selebihnya dibuka kembali tetapi dengan protokol kesehatan yang cukup ketat untuk mencegah penyebaran virus Corona.
“Monumen Pers kembali dibuka pada pertengahan Juni 2020 tepatnya Senin, 15 Juni 2020. Untuk itu, keberadaan MPN ini bisa dijadikan alternatif tempat belajar bagi anak-anak, remaja, dan masyarakat umum pada umumnya di tengah kondisi lembaga pendidikan yang belum boleh menjalankan operasional pembelajaran secara langsung,” ungkap Widodo, Sabtu (28/11/2020).
Apalagi MPN memiliki koleksi kesejarahan yang lengkap mengenai pers nasional maupun pengetahuan yang lain. “Silakan dimanfaatkan untuk alternatif tempat belajar. Koleksi ilmu pengetahuannya banyak. Sangat cocok untuk tempat alternatif belajar di masa pandemi,” katanya.
Meski MPN sudah dibuka untuk umum, lanjut Widodo, harus tetap mengdepankan protokol kesehatan secara ketat. Mulai dari 3M hingga pembatasan jumlah pengujung setiap harinya. Pengelola juga menyediakan lokasi cuci tangan dan handsanitizer,” ungkapnya.
Mereka yang tidak mematuhi protokol kesehatan pencegahan Virus Corona, dilarang masuk ke lokasi monumen. Petugas juga akan berkeliling mengingatkan pengunjung yang tidak mematuhi protokol kesehatan.
Monumen Pers menarik untuk tempat belajar di masa pandemi, juga dikarenaka saat ini Monumen Pers tengah bertransformasi sebagai tempat para generasi muda untuk belajar. Tempat ini menjadi pilihan kaum muda, karena di sana disediakan bermacam fasilitas modern yang dapat menarik perhatian anak muda. “Tidak semata-mata belajar. Tapi juga ada aspek hiburannya dan ada berbagai teknologi. Monumen Pers juga melakukan re-branding di penghujung tahun,” imbuhnya.
Tak hanya itu, Monpers juga memiliki perpustakaan yang selama ini menjadi rujukan bagi para kaum muda mencari informasi untuk tugas perkuliahan dan belajar. Monumen Pers juga sebagai tempat penelitian yang berkaitan dengan perkembangan media massa di Indonesia dari masa ke masa.
“Sudah banyak masyarakat yang menggunakan pelayanan perpustakaan ini untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah atau penelitian. Mereka yang mau merampungkan tugas ilmiah bisa juga hadir di Monumen. Kami juga punya perpustaakn yang selama ini menjadi rujukan banyak orang untuk tesis, disertasi dan skripsi,” katanya.
Widodo Hastjaryo menambahkan, pelayanan publik yang sesuai dengan protokol kesehatan wajib ditaati oleh pengunjung dan pengelola Monpers. Protokol kesehatan yang wajib dilakukan antara lain: pertama, memakai masker sepanjang di lokasi. Hal tersebut, wajib dilakukan oleh pengunjung maupun pengelola di masa pandemi seperti ini.
Kedua, menerapkan pembatasan fisik antar pengunjung sesuai dengan anjuran protokol kesehatan yakni satu hingga dua meter. Antar pengunjung harus melakukan jaga jarak sesuai dengan aturan di dalam ruangan yang tengah dikunjungi. “Bila ruangan sudah penuh, maka pengunjung dianjurkan untuk menunggu di luar tempat. Agar tidak berkerumun,” imbuhnya.
Ketiga, pengunjung akan diantarkan ke tempat tujuan yang ingin dikunjungi oleh staf pengamanan, bila memenuhi aturan pembatasan jarak dapat dizinkan masuk. Bila tidak, setiap pengunjung akan diarahkan untuk menunggu terlebih dahulu bila daerah yang hendak dikunjungi tersebut sudah melebihi protokol.
Durasi waktu kunjung juga akan dibatasi oleh petugas yang akan berkeliling memberi tahu waktu habis. (A Syahirul)