SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Aksi bunuh diri seorang remaja asal Dukuh Bontit RT 27, Desa Pare, Kecamatan Mondokan, Haryono (18) yang ditemukan tewas gantung diri, Selasa (3/11/2020) menghadirkan duka mendalam bagi keluarga.
Sempat dikira hanya pura-pura, remaja malang itu ternyata beneran mengakhiri hidupnya di gantungan. Sulung dari tiga bersaudara itu nekat mengakhiri hidupnya dengan menggantung di kayu usuk kamarnya.
Pemicu aksi nekat itu hingga kini masih misteri. Namun korban diketahui mendadak murung sejak pulang dari merantau di Papua setahun silam.
Data yang dihimpun di lapangan, korban ditemukan pukul 13.00 WIB di dalam kamarnya.
Korban menggantung dengan kain sprei di kamar tidurnya. Kejadian bermula ketika pukul 12.30 WIB, korban masih menonton televisi bersama dua adiknya, Haryani dan Aldi serta ibunya, Sukiyem.
Entah ada apa, kemudian korban masuk ke dalam kamarnya. Sekira pukul 13.00 WIB, Aldi merasa dingin lalu bergegas menuju kamar kakaknya untuk mengambil jarik.
Namun ternyata kamar korban dikunci dari dalam. Curiga dengan apa yang dilakukan kakaknya di dalam kamar, Aldi berusaha masuk kedalam kamar dg melewati pintu sebelah timur dan mengintip dari dinding yang terbuat dari bambu atau gedek.
Saat itulah, bocah itu langsung kaget mendapati kakaknya sudah dalam keadaan tergantung. Kemudian Aldi berteriak dan memanggil ibunya sambil bilang ” Mase kui ngopo ” (kakak itu kenapa).
“Kemudian ibunya mengintip korban dari ruang TV dan mengira korban hanya pura-pura. Namun setelah korban dipanggil hanya diam saja lalu ibunya masuk kedalam kamar lewat pintu sebelah timur dan mendobrak dinding bambu sebagai penyekat. Ternyata korban sudah dalam keadaan meninggal dunia dalam tergantung menggunakan kain sprai yang di talikan di kayu usuk,” papar Kapolres Sragen, AKBP Yuswanto Ardi melalui Kasubag Humas Iptu Suwarso, Selasa (3/11/2020).
Mendapati anaknya meninggal dengan tragis, ibu korban berteriak sambil menangis dan memanggil suaminya. Tak lama berselang, bapak korban datang dan berinisiatif menurunkan jenazah korban bersama istrinya.
Kemudian bersamaan itu, warga berdatangan dan Polsek Mondokan juga tiba untun melakukan olah TKP.
Kapolsek Mondokan, Iptu Sigit Sudarsono membenarkan kejadian itu. Menurutnya dari hasil pemeriksaan fisik dokter dan Inafis Polres, tidak ditemukan tanda kekerasan atau penganiayaan di tubuh korban.
Karena keluarga sudah menerima sebagai musibah, jenazah korban kemudian diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan.
Terpisah, Kades Pare, Samdani menyampaikan korban masih remaja dan belum berkeluarga. Korban sebelumnya merantau di Papua dan pulang sekitar setahun silam.
Sejak pulang merantau, korban mendadak berubah murung dan menutup diri. Korban jarang bergaul dengan lingkungan dan terlihat sangat tertutup.
“Pemicunya kemungkinkan masalah pribadi,” tukasnya. Wardoyo