YOGYAKARTA JOGLOSEMARNEWS.COM – Di tengah status siaga Merapi, warga yang dinilai rentan, mulai diungsikan ke tempat yang lebih aman oleh petugas dan pemerintah setempat.
Di tengah proses evakuasi ratusan warga yang rentan dari berbagai wilayah rawan terdampak oleh pemerintah daerah sejak Jumat (6/11/2020), giliran Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) mengumumkan secara resmi sejumlah jalur pendakian dan objek wisata alam Merapi yang ditutup.
“Jalur pendakian melalui Selo Kabupaten Boyolali dan jalur pendakian melalui Sapuangin, Kabupaten Klaten ditutup sementara sampai batas waktu ditentukan setelah peninjauan lagi pada status aktivitas Merapi,” ujar Kepala Balai TNGM Pujiati, Minggu (8/11/2020).
Tak hanya jalur pendakian, Balai TNGM mengumumkan resmi empat objek wisata alam kaki Merapi di Kabupaten Sleman, Magelang, Boyolali dan Klaten yang resmi ditutup.
Destinasi wisata itu adalah Tlogo Muncar dan Tlogo Nirmolo di kawasan Kaliurang, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman serta Plunyon dan Kalikuning di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman.
Selanjutnya adalah Jurang Jero, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang dan Deles Indah, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten.
Pengumuman penutupan destinasi dan jalur pendakian itu dituangkan melalui surat resmi Balai TNGM bernomor : PG. 113 /BTNGM/TU/Ren/11/2020 tertanggal 8 November 2020 yang diteken Kepala Balai TNGM Pujiati.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Sleman memastikan ada kawasan wisata bagian utara yang tetap beroperasi secara terbatas, kecuali destinasi Bukit Klangon, Bunker Kaliadem, Kinahrejo dan Wisata Religi Turgo.
Dalam status Siaga Merapi ini, proses evakuasi kelompok rentan di wilayah Sleman yang dilakukan hingga Sabtu, 7 November kemarin telah memindahkan ratusan warga lanjut usia, anak-anak serta difabel.
Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan pihaknya telah menindaklanjuti peningkatan status aktivitas Gunung Merapi demi memberikan rasa aman kepada masyarakat.
“Jadi pada saat aktivitas Merapi level Ill ini telah dilakukan pengungsian terbatas bagi kelompok rentan ke barak pengungsian sesuai rekomendasi bahaya yaitu lima kilometer dari puncak,” kata dia.
Evakuasi salah satunya menyasar kelompok rentan dari dusun Kalitengah Lor sebanyak 133 jiwa. Terdiri atas anak-anak 30 orang, lansia 95 orang, ibu hamil tiga orang dan difabel lima orang. Mereka diungsikan sementara di Barak Pengungsian Glagaharjo.
Barak pengungsian yang disiapkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman itu pun sudah dibuat partisi atau kamar yang disekat sekat di mana satu ruangnya berisi satu sampai dua orang jika merupakan suami istri.
Selain itu, pemkab Sleman telah menyiapkan ambulance SES (Sleman Emergency Service) operasional yang berjaga 24 jam agar siap dimobilisasi bila dibutuhkan saat keadaan darurat.