JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Karanganyar

Bupati Karanganyar Geregetan Saat Malam Minggu Lihat Pemotor Pakai Knalpot Brong. Minta Kasatlantas Menindak Tegas!

Bupati Juliyatmono. Foto/Istimewa
   
Bupati Juliyatmono. Foto/Istimewa

KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Tren konflik sosial yang terjadi saat ini dituding bermula media sosial. Bermulai dari kecil, kemudian viral dan dibesar-besarkan sehingga memicu konflik yang lebih besar.

Karenanya diperlukan sikap bijak dalam menggunakan medsos dan pentingnya semua berpikir positif, khusnudzon dan berbaik sangka.

Hal itu disampaikan Bupati Karanganyar, Juliyatmono saat rapat koordinasi Penanganan Konflik Sosial di rumah Dinas Bupati Karanganyar, kemarin.

“Konflik muncul terjadi karena prasangka, baik itu berupa mis komunikasi dan cara pandang yang berbeda saja. Oleh sebab itu, saya mengajak semua untuk selalu berpikir positif, khusnudhon dan berbaik sangka,” papar bupati.

Dalam kesempatan itu, bupati juga blak-blakan geregetan dengan ulah sejumlah pemotor yang menggunakan knalpot brong. Ia pun meminta Kasatlantas bertindak tegas karena penggunaan knalpot brong sangat mengganggu ketenangan warga.

“Saya malam Minggu kemarin ada sejumlah pengendara motor dengan menggunakan kendaraan brong-brong. Saya minta Kasatlantas untuk rasiz. pelaku kenakpot brong ini tidak tenggang rasa dan menganggu menganggu orang lain. Jika kita semua menyadari makanya semua akan baik-baik saja,” tegas Bupati.

Orang nomor satu di Kabupaten Karanganyar, menambahkan acara hari ini diniatkan untuk silaturahmi semoga dapat membawa manfaat yang besar untuk masyarakat kabupaten Karanganyar.

Menurut Bupati berpikir positif separo masalah selesai. Apalagi hanya cara pandang yang berbeda saja, bisa menyebabkan masalah.

“Berangkat dari pemahaman agama kita, Tuhan menciptakan manusia paling bagus dengan naluri untuk berbuat baik. Namun Tuhan menguji dengan nafsu –alat ujiannya iblis, setan dan lain-lain– dengan berbuat tidak baik. Manusia tinggal memilih apakah berbuat baik atau memilih sesuatu yang tidak baik,” ungkap Bupati.

Dalam teori  kebutuhan dasar atau teori maslow.  Lima kebutuhan dasar, itu semua harus paham agar bisa meredakan konflik dengan baik.

Pertama kebutuhan pangan, minum, nikah, kedua kebutuhan rasa penghormatan, ketiga kebutuhan rasa tentram, keempat tengga rasa dan keterkaitan dengan kelompok.

Sementara Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masayarakat (Kesbangpolinmas), Bambang Sutarmanto mengatakan terima kasih kepada forkominda berkenan hadir dalam kesempatan ini.

Rapat koordinasi Penanganan konflik sosial bertujuan untuk peningkatan kinerja dan sinegitas penanganan dan menyelesaikan konflik yang berkmebang di masyarakat.

Hasil yang diharapkan untuk meningkatkan efektivitas secara terpadu sehingga mewujudkan situasi kondusif, aman dan terkendali guna melanjutkan pembangunan di Karanganyar.

“Tim penanganan konflik sosial yang dibentuk oleh berdasarkan SK Bupati  Karanganyar nomor 300/136/2020 berasal instansi vertikal, organisasai perangkat daerah, dan organiasi kemasyarakat,” ujar Bambang. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com