BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Di tengah situasi pandemi Covid-19 ini, musisi asal Simo, Boyolali, Kang Jais telah merilis lagu yang diberi titel Kedhung Kawelasan.
Lagu berdurasi empat menit yang diproduksi oleh Tumpi Music ini berkisah tentang kasih sayang seorang ibu yang tak akan mungkin bisa terbalas oleh anak-anaknya.
Menurut Kang Jais, karya ini memang didedikasikan untuk para Ibu yang tanpa lelah telah mengasuh, merawat dan mendidik anak-anaknya.
Untuk rilisnya pun Kang Jais memilih di Bulan Desember menjelang atau bertepatan dengan Hari Ibu yang diperingati setiap tanggal 22 Desember.
Lagu Kedhung Kawelasan ini bukanlah lagu pertama yang berhasil dibuat oleh Kang Jais. Sebelumnya, ia telah merilis empat lagu yang di antaranya berjudul ‘Simo, Aku Pengen Bali’, ‘Kemulan Utang’, ‘Kuat Tanpa Sambat’ dan ‘Indonesia Kuat’.
Semua lagu-lagu Kang Jais lebih banyak mengangkat tema sederhana yang ada di sekitarnya. Keseluruhan lagu yang sudah diproduksi kini didistribusikan melalui jagat maya khususnya chanel youtube Tumpi Music.
“Di masa pandemi, sebagai musisi memang dituntut untuk lebih kreatif dalam menghadapi situasi seperti ini. Di saat job manggung banyak yang terhenti, membuat lagu sendiri bisa menjadi alternatif pilihan bagi kawan-kawan agar tidak berhenti dalam berkarya,” tutur Kang Jais di studio rekaman Tumpi Musik Simo, Boyolali.
Ia menambahkan, situasi memang telah berubah. Dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu pesatnya, memudahkan siapapun bisa berkarya.
Meski berada di pelosok desa di Pentur, Simo, Boyolali, semua produksi bisa dilakukan.
“Mulai dari proses penciptaan lagu, aransemen musik, rekaman lagu, pembuatan video klip, dan pendistribusian karya semua bisa dilakukan dari desa,” tambah Kang Jais.
Sementara menurut Hendri Prihanto, selaku produser Tumpi Music, dunia digital telah banyak mengubah paradigma dalam industri musik.
Batas-batas industri mayor label dan indie label saat ini seolah semakin tipis bahkan tidak ada. Tidak sedikit seniman musik yang bisa mencapai titik kesuksesan yang gemilang meski hanya dengan membangun ‘industri’-nya sendiri.
Tumpi Music sendiri pada awalnya terlahir dari beberapa orang pengelola Perpustakaan Tumpi di Boyolali. Setelah sukses melahirkan beberapa karya musik, barulah melibatkan beberapa musisi dan seniman dari luar Boyolali.
Saat ini beberapa orang yang telah terlibat berkarya di Tumpi Music ada yang dari Boyolali, Solo, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, dan Klaten.
“Kami di Tumpi Music tidak muluk-muluk, siapapun yang mau diajak berkarya bareng dalam situasi pandemi seperti ini, ya ayo saja. Beberapa musisi yang terlibat di sini tak ada yang dibayar, tapi masing-masing orang yang terlibat akan mendapatkan haknya berupa royalty. Mudahnya, saat ini kami sedang membangun asset digital di jagat maya, ini juga menjadi salah satu bentuk pengembangan Ekonomi Kreatif pada sub-sektor musik. Untuk masalah hasil finansial, semua juga tergantung prosesnya nanti, yang penting tidak mudah putus asa saat belum berhasil,” kata Hendri Prihanto, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.
Informasi lebih lanjut mengenai Tumpi Music, kiprah dan karya-karyanya, bisa berhubungan dengan Joko Narimo di: 08156630217 dengan alamat di Karang RT 14/04 Pentur, Simo, Boyolali. suhamdani