SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kasus tertukarnya jenazah dua pasien positif covid-19 yang meninggal di RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen, memantik reaksi dari DPRD Sragen.
Anggota DPRD Sragen, Bambang Widjo Purwanto menilai kasus itu sebagai sebuah kesalahan fatal. Pasalnya hal itu menyangkut jenazah seseorang yang harusnya tak boleh keliru.
Menurutnya, mestinya pihak rumah sakit benar-benar cermat dan memastikan identitas jenazah by name by adress sebelum dipetikan. Terlebih jenazah pasien covid- 19 yang secara prokes memang tidak boleh dibuka dan harus langsung dimakamkan.
“Ini kejadian yang fatal dan harus jadi pembelajaran rumah sakit. Kami tidak menuduh siapa yang teledor, tapi yang jadi pertanyaan kenapa bisa tertukar. Padahal jelas-jelas bahwa jenazah pasien covid-19 nggak boleh dibuka. Ini kan yang kebongkar, kalau kemudian masyarakat akhirnya bertanya lha jenazah covid-19 yang kemarin-kemarin gimana. Karena nggak pernah ada yang tahu karena jenazahnya kan memang nggak boleh dibuka,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Senin (28/12/2020).
Legislator asal Gondang itu menyampaikan atas kejadian itu, ia berharap rumah sakit bisa lebih cermat dalam pemulasaraan jenazah dan penyematan identitas bagi pasien covid-19.
Identitas jenazah harus dipastikan benar dari sejak dirawat hingga akan dikirim ke rumah duka atau ke pemakaman. Kemudian untuk mencegah terulangnya kejadian itu, ia menyarankan khusus jenazah covid-19, pihak rumah sakit hendaknya bisa memberi kesempatan pada keluarga untuk mengecek dan memastikan jenazah kerabatnya sebelum dipetikan.
“Kalau ada keluarga yang pingin tahu jenazah keluarganya, sebaiknya diundang pakai APD lengkap yang difasilitasi rumah sakit. Sehingga sebelum dimasukkan ke peti, bisa dipastikan kalau itu adalah jenazah keluarganya, bukan jenazah orang lain,” tandasnya.
Terpisah, Dirut RSUD Sragen Didik Haryanto memastikan sebenarnya setiap jenazah pasien meninggal sudah diberi identitas lengkap sebelum dikirim ke rumah duka.
Terkait kasus jenazah tertukar, ia menyebut kemungkinan karena faktor kekurangan tenaga.
“Sebenarnya dari rumah sakit juga sudah diberi identitas. Kami enggak tahu (bisa tertukar). Yang jelas setiap jenazah sudah dikasih identitas lengkap,” paparnya.
Didik mengakui memang sudah mendengar insiden jenazah pasien covid-19 yang tertukar itu. Namun ia mengaku hanya sebatas mendengar dan detailnya belum mengetahui.
“Tapi yang jelas sudah ditukar kembali dan dimakamkan. Mungkin ini dampak karena kurangnya tenaga,” ujarnya.
Data yang dihimpun JOGLOSEMARNEWS.COM , terbongkarnya jenazah salah alamat itu terjadi ketika salah satu putra dari jenazah asal Desa Gesi, Kecamatan Gesi, nekat membuka peti jenazah sebelum dimakamkan.
Entah ada firasat apa, dia nekat membuka peti dan kemudian kaget ketika melihat ternyata yang ada di dalam peti, bukan jasad bapaknya.
“Ceritanya, salah satu anak dari jenazah warga Gesi itu nekat mbuka peti untuk melihat wajah bapaknya yang terakhir kali. Istilahnya mungkin ingin memberi penghormatan terakhir. Tapi entah ada firasat apa kok nekat mbuka. Ternyata setelah dipeti dibuka dia kaget dan teriak Iki dudu bapakku (ini bukan bapakku). Langsung geger dan ternyata ketahuan kalau jenazahnya tertukar. Yang dibawa ke Gesi itu jenazah warga Purwosuman,” papar Heri (48) salah satu warga Purwosuman, Minggu (27/12/2020).
Kasus ini juga mengundang beragam pertanyaan dan spekulasi dari warga yang mendengar. Mayoritas memuji insting dari putra warga Gesi yang berani membuka peti padahal sesuai protokolnya, pasien positif covid-19 jenazahnya tidak boleh dibuka karena dari rumah sakit langsung dibawa ke makam.
“Mungkin sudah ada firasat apa gitu. Kok tiba-tiba nekat pingin buka peti jenazah dan lihat wajah bapaknya,” ujar Mun, warga Sidoharjo lainnya.
Setelah ketahuan bukan jenazah bapaknya, keluarga pasien meninggal asal Gesi langsung meminta agar jenazah dikembalikan. Saat itu juga, tim langsung berkoordinasi dan melakukan kontak dengan warga Purwosuman.
Ternyata jenazah warga Gesi tertukar dan sudah terlanjur dimakamkan di Purwosuman. Sehingga warga akhirnya membongkar kembali makam itu dan jenazah diangkat untuk disucikan kembali baru diantar ke Gesi untuk dimakamkan.
Dari data yang dilansir Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten pada Kamis (24/12/2020), dua jenazah yang tertukar itu masing-masing diketahui berinisial AS berusia 74 tahun asal Desa Gesi, Kecamatan Gesi, Sragen.
Jenazah AS tertukar dengan jenazah pasien positif covid-19 asal Desa Purwosuman, Kecamatan Sidoharjo berinisial KT (83).
“Yang warga kami sudah tua. Pekerjaannya hanya tani biasa. Hasil swabnya memang positif,” papar Kades Purwosuman, Pardi kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Minggu (27/12/2020). Wardoyo