JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Melonjaknya kembali kasus Covid-19 di DKI Jakarta, membuat keraguan untuk melakukan pembelajaran tatap muka di awal 2021, sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya.
Salah satu yang menolak rencana pembelajaran tatap muka adalah anggota Komisi E Bidang Kesra, DPRD DKI Jakarta Merry Hotma.
Alasannya, menurut dia, karena kasus Covid-19 di Ibukota kembali melonjak.
“Untuk DKI Jakarta harus dikoreksi lagi, karena sekarang ini sangat meledak,” kata dia saat dihubungi, Kamis (17/12/ 2020).
Merry menyampaikan, sikapnya memang mendukung pembelajaran tatap muka ketika wabah Covid-19 Jakarta mulai mereda pada November lalu.
Dengan kondisi penularan Covid-19 yang mulai terkendali saat itu, pembukaan sekolah tatap muka pun harus berjalan dengan sejumlah syarat.
Misalnya, kuantitas jumlah murid dalam satu ruangan dikurangi hingga setengahnya dari kondisi normal. Kemudian murid secara bergantian belajar secara online dan offline.
Dia mencontohkan para pelajar cukup datang ke sekolah hanya 2-3 kali seminggu, tapi tanpa paksaan.
Melihat kondisi Covid-19 Ibu Kota saat ini yang kembali meningkat, Merry berubah sikap. Dia berujar, pemerintah pusat dan DKI harus meninjau ulang rencana pembelajaran tatap muka.
“(Sekolah) face to face untuk hari ini benar-benar sangat tidak mungkin,” ucap politikus PDIP ini.
Penambahan kasus harian Covid-19 Jakarta kini selalu di atas seribu sehingga sekolah tatap muka bisa berisiko tinggi terhadap para pelajar. Tambahan kasus pada 17 Desember 2020 merupakan yang tertinggi selama pandemi di Indonesia terjadi, yaitu 1.690.
Total akumulatif pasien positif DKI per 17 Desember mencapai 158.033 orang dengan rincian 12.265 masih dirawat, 3.027 meninggal, dan 142.741 sembuh.