KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ratusan sampah medis berupa suntikan dan botol obat ditemukan dibuang sembarangan di dekat jembatan areal persawawahan di Dusun Sanggrahan RT 03/03, Desa Suruhkalang, Jaten, Karanganyar, Selasa (29/12/2020).
Tak pelak barang yang masuk kategori sampah medis itu sangat berbahaya jika sampai terinjak warga yang melewati.
Penemuan sampah medis itu kali pertama diketahui oleh Kades Suruhkalang, Mawan Thohari.
Serakan sampah berbahaya itu ditemukan saat melakukan pembersihan pada tiga titik tempat sampah liar yang sejatinya bukan tempat sampah.
Namun oleh masyarakat yang melintas sengaja membuang sampah di tempat tersebut.
Pantauan JOGLOSEMARNEWS.COM , sampah medis itu berserakan dan menumpuk di tepi jalan. Parahnya lagi jarum suntik bekas dibuang tanpa dibungkus.
Pun dengan Pampers bekas juga dibuang berserakan. Tak ayal bau busuk dan kerumunan lalat menghiasi sekitar lokasi sampah-sampah medis itu.
“Semula kami bersama sejumlah warga setempat membersihkan sampah liar tersebut dengan cara dibakar. Namun kami kaget kok banyak alat suntik dan botol suntikan dibuang sembarangan begitu saja,” tandasnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM yang datang dilokasi, Selasa (29/12/2020).
Setelah mengetahui ada suntikan di tempat sampah liar itu, warga langsung membakarnya karena takut untuk menyingkirkan.
Sebab sudah bertumpuk menjadi satu dengan sampah lainnya. Selain itu sampah medis tersebut juga bercampur menumpuk dengan pampers bekas serta sampah lainnya.
“Ya bagaimana lagi terpaksa kami bakar begitu saja karena berbahaya,” ujarnya.
Pihaknya sangat menyesalkan tindakan orang yang membuang sampah medis sembarangan tersebut.
Mawan Thohari menduga besar kemungkinan tempat itu dijadikan langganan membuang sampah medis karena jumlahnya cukup banyak.
Hingga kini belum diketahui siapa orang yang membuang sampah tersebut sebab posisinya terletak diperbatasan antara Desa Suruhkalang dan Desa Suruhkalang sehingga banyak orang yang melintas.
Untuk mengantisipasi kondisi tersebut, pihaknya segera berkordinasi dengan RT/RT setempat serta pihak desa guna mencari formula pencegahannya. Beni Indra