TANGERANG SELATAN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Semakin tingginya angka kasus dan jumlah pasien positif Covid-19 akhirnya tidak mampu lagi ditangani rumah sakit.
Seorang pasien positif Covid-19 di Tangerang Selatan dikabarkan harus meregang nyawa di Puskesmas lantaran dua hari tidak mendapat kamar di rumah sakit.
Kabar meninggalnya seorang pasien positif Covid-19 di Puskesmas karena tak mendapat kamar di rumah sakit itu diungkapkan oleh Lapor Covid-19, sebuah koalisi warga yang bertujuan memberi keterbukaan data, laporan warga, serta kajian dan advokasi masalah Covid-19.
Disampaikan Yemiko Happy dari Tim Lapor Warga Lapor Covid-19, pasien positif terinfeksi virus corona yang meninggal pada Kamis (21/1/2021) itu merupakan warga Tangerang Selatan.
“Iya, warga Tangerang Selatan, laki-laki,” kata Yemiko dikutip Tribunnews dari Tribun Jakarta. Ia pun menambahkan atas permintaan keluarga korban, identitas lengkap pasien tidak bisa diungkapkan.
Namun Yemiko dapat memaparkan kronologi hingga akhirnya pasien positif Covid-19 itu meninggal lantaran tidak segera mendapat penanganan serius di rumah sakit.
Dikatakannya, pada Kamis (21/1/2021) pagi, keluarga pasien melaporkan bahwa ada seorang pasien yang sangat membutuhkan ruang ICU dan sudah dua hari hanya dirawat di Puskesmas.
Selama dua hari pihak keluarga telah mencoba mendatangi sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19 untuk menanyakan ketersediaan ruang ICU. Hingga akhirnya tim Lapor Covid-19 ikut bergerak menghubungi rumah sakit dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk membantu mencarikan ruang ICU.
“Jadi pasien ini sebenarnya sudah di Puskesmas di daerah Tangsel selama dua hari. Sementara keluarga mencari rumah sakit, hingga akhirnya menghubungi kami di Lapor Covid-19.”
“Setelah itu kamu langsung mencoba menghubungi rumah sakit dan dinas terkait,” kata Yemiko.
Diungkapkan Yemiko, tim Lapor Covid-19 sudah menghubungi sebanyak 75 rumah sakit di wilayah Jabodetabek, namun semua menginformasikan sedang penuh. Di tengah upaya mencari ruang ICU di rumah sakit rujukan itulah, pasien akhirnya meninggal di Puskesmas.
“Respon dari rumah sakit itu beberapa sudah penuh. Ya seperti biasa begitu. Pada akhirnya, mungkin enggak sampai satu jam dari laporan kami terima, ternyata kami mendapat informasi lagi bahwa pasien sudah meninggal dunia di Puskesmas,” ujar Yemiko.
Diungkapkannya, kondisi terakhir pasien positif Covid-19 yang meninggal tersebut dari angka saturasi oksigen sudah menurun drastis dan sudah tidak sadarkan diri.
“Kenapa akhirnya mencari rujukan karena memang saturasi oksigennya turun, lalu dalam kondisi tidak sadarkan diri,” ujarnya.