SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemkab Sragen mengaku masih menunggu kepastian soal wacana Jateng di Rumah Saja yang dilontarkan Gubernur Ganjar Pranowo, Senin (1/2/2021).
Meski demikian, Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengingatkan pentingnya keseragaman di semua daerah dalam melaksanakan sebuah kebijakan. Sebab jika tidak, bukan tidak mungkin justru akan menimbulkan persoalan baru.
Termasuk wacana di rumah saja selama satu atau dua hari di akhir pekan itu dikhawatirkan malah akan mendongkrak angka kehamilan karena warga hanya di rumah saja.
“Kalau kita di sini di rumah dua hari, saya hanya khawatir banyak yang hamil itu aja. Khawatir tingkat kehamilan langsung tinggi kalau di rumah, itu aja,” paparnya sembari bercanda saat dimintai tanggapan soal wacana Gubernur itu, Senin (1/2/2021).
Bupati Yuni mengatakan soal wacana di rumah saja, pihaknya lebih memilih menunggu kepastian dan instruksi dari gubernur terlebih dahulu.
Bagaimana formulasinya, bagaimana implementasi di lapangan, serta ada punishment atau tidak, hal itu yang menurutnya menjadi penting.
Selain itu, ia juga menyoroti kekompakan di seluruh Jawa Tengah, mengingat implementasi PPKM dan regulasi yang dijalankan selama 2 tahap ini, masing-masing daerah berbeda-beda.
Ia hanya khawatir jika regulasi kurang tepat dan tidak kompak, maka akan terjadi ketimpangan.
Soal memungkinkan atau tidak di Sragen menerapkan program di rumah saja, Yuni mengatakan masyarakat di Kabupaten Sragen pada prinsipnya patuh terhadap kebijakan pemerintah.
“Masyarakat itu saat ini semuanya patuh, jadi kalau pemerintah bilang A ya A walaupun mungkin satu dua tiga ada rasa menggerundel dan sebagainya. Apakah nanti akan ada program Jateng berdiam diri dua hari di rumah itu berhasil atau tidak, saya kira konsisten dan komitmen kita aja untuk menegakkan,” tandasnya.
Dia menilai apabila ada penerapan aturan yang jelas, masyarakat menurutnya akan konsisten dalam penerapan aturan dan tidak memberontak.
Wacana Jateng di Rumah Saja
Sebelumnya, pada rapat evaluasi penanggulangan Covid-19 dengan kepala daerah dengan jajaran Forkopimda melalui aplikasi zoom meeting, Senin (1/2/2021) pagi, Gubernur Ganjar Pranowo melempar rencana akan Kampanyekan Jateng di Rumah Saja selama satu hingga dua hari.
Menurut Ganjar, hal itu layak dicoba mengingat peningkatan kasus terkonfirmasi Covid-19 terus mengalami peningkatan meskipun beberapa kebijakan telah ditempuh.
“Saya ingin mengusulkan bisa tidak masyarakat di rumah saja secara serentak. Namanya Jateng di Rumah Saja. Sedang kami siapkan, satu atau dua hari saja,” katanya di forum rapat.
Menurutnya, kebijakan itu digagas mengingat hasil evaluasi, pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jateng dinilai juga menunjukkan hasil yang belum optimal.
Hal itu ditandai dengan jumlah kasus aktif tetap meningkat. Di Jateng, kasus aktif covid rata-rata mendekati seribu.
“Presiden pun bilang rasanya (PPKM) tidak berhasil amat,” ujarnya lagi.
Ganjar menyebut memang harus ada peningkatan atau pengetatan supaya kasus covid bisa ditekan. Menurutnya, upaya yang belum berhasil akan ditingkatkan. Ada beberapa ikhtiar yang akan dilaksanakan pemprov ke depan.
Antara lain melakukan operasi bersama di perbatasan secara serentak.
“Ada upaya yang bagus di eks-Karesidenan Banyumas dengan melakukan operasi di perbatasan. Makanya kami menyiapkan operasi bersama secara serentak,” jelasnya.
Menekan Mobilitas dan Covid-19
Kemudian, membuat gerakan Jateng di Rumah Saja. Yang mana pada dua hari di akhir pekan, masyarakat diminta agar di rumah saja.
“Kira-kira bisa nggak yah Jawa Tengah sepi, dua hari saja. Mereka yang ada di jalan hanya petugas yang memonitor kondisi di lapangan,” ucapnya.
Langkah itu layak dicoba mengingat peningkatan kasus Covid-19 tetap terjadi, meskipun sejumlah kebijakan telah diambil.
Persiapan dan kajian mendalam tengah dilakukan. Pihaknya akan mengukur, apakah penerapan kebijakan itu bisa efektif.
Selain itu, aturan teknis juga tengah disiapkan. Menurutnya, usulan itu bukan untuk menakut-nakuti masyarakat.
Melainkan untuk membangun kesadaran bahwa Covid-19 memang benar-benar berbahaya.
“Apakah kita tidak bisa membangun kesadaran itu. Kalau dua hari saja kita menjaga diri dan menahan diri untuk tidak keluar rumah, maka nanti bisa dilihat apakah ini bisa efektif,” terangnya.
Ganjar mengatakan bahwa gerakan Jateng di Rumah Saja busa mengurangi mobilitas masyarakat di luar rumah.
Usulan itu telah ia sampaikan kepada seluruh bupati atau wali kota dan minta ditindaklanjuti.
“Jadi kita coba menahan diri dua hari saja, mungkin apa tidak. Anggap saja seperti camping di rumah, tidak keluar. Dengan cara itu, maka potensi terjadinya kerumunan pasti tidak terjadi. Juga aktivitas yang menimbulkan keramaian juga pasti tidak ada. Dengan cara itu, kita bisa menyetop penyebaran Covid-19,” ujarnya. Wardoyo