KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Jumlah kasus dan pasien Covid-19 di Karanganyar terus mengalami penurunan.
Seiring dengan penurunan jumlah kasus tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar meminta agar rencana pendirian rumah sakit khusus Covid-19 dikaji ulang.
Informasi yang dihimpun, dari 242 tempat tidur di RSUD Karanganyar, hanya 77 tempat tidur yang saat ini terpakai. Sedangkan 165 tempat tidur tidak digunakan sebagai tempat tidur rujukan pasien Covid-19.
Sekretaris DKK Karanganyar, Purwati mengatakan pihaknya segera melaporkan kepada bupati sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk mengkaji ulang pembangunan rumah sakit khusus Covid-19.
“Jika melihat kasusnya, saya pikir kita belum perlu untuk mendirikan rumah sakit khusus Covid-19. Meski demikian, keputusannya berada di tangan ketua gugus ,” paparnya Selasa (23/2/2021).
Purwati menjelaskan, rumah sakit rujukan yang ada saat ini akan terus berupaya melakukan pelayanan secara maksimal terhadap pasien Covid-19.
Bantuan sarana dan prasarana yang diajukan ke pemerintah pusat terkait pembentukan rumah sakit khusus Covid-19 cukup besar.
“Operasional untuk pencegahan dan penanggulangan Covid-19 membutuhkan biaya yang cukup besar. Terutama untuk pengadaan vaksin,” kata dia.
Terpisah, anggota DPRD Karanganyar Endang Muryani ketika dikonfirmasi melalui sambungan telepon selularnya menyampaikan, pendirian rumah sakit khusus Covid-19 masih tetap diperlukan.
Endang menuturkan, dengan terjadinya penurunan, bukan berarti telah bebas adai virus Covid-19.
“Jadi menurut saya pendirian rumah sakit khusus Covid-19 masih sangat perlu. Pendirian rumah sakit Covid tersebut sabagai salah satu antisipasi terjadinya kembali lonjakankasus, sehingga harus menjadi prioritas,” ujarnya.
Terkait anggaran politisi PDIP tersebut menyatakan, sepenuhnya tergantung kepada Pemkab Karanganyar untuk mencari dan mengupayakan potensi anggaran dengan menerapkan skala prioritas.
“Ya harus diprioritaskan Jadi kembali kepada pemkab bagaimana mencari potensi anggaran dan membuat skala prioritas penganggaran,” tegasnya.
Sebagaimana diwartakan sebelumnya, Ketua Satgas Covid-19, Juliyatmono telah mengajukan bantuan kepada pemerintah pusat mengenai rencana pembentukan rumah sakit khusus Covid-19. Hanya saja, anggaran yang dibutuhkan cukup besar, terutama untuk biaya tambahan sarana dan prasarana yang harus ditanggung oleh pemerintah daerah. Wardoyo