YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung sekitar setahun ini, memukul langsung perekonomian di tanah air, termasuk di DIY.
Tercatat, sekitar 50 hotel dan restoran di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang kondisinya tidak stabil saat pandemi, asetnya sampati turut terjual.
Menanggapi kondisi tersebut, Kalangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY tak mampu berbuat banyak.
Wakil Ketua DPRD DIY Huda Tri Yudiana mengatakan, saat ini pelaku usaha memang harus prihatin dengan adanya pandemi Covid-19.
“Bukan hanya dari PHRI saja. Sektor lainnya memang terdampak, bahkan seluruh dunia,” katanya, kepada Tribun Jogja, Selasa (2/2/2021).
Ia menjelaskan, kebijakan pemerintah yang berdampak pada menurunnya mobilitas masyarakat diklaim menjadi penyebab hotel dan restoran sepi pengunjung.
Namun, dalam hal ini pemerintah DIY maupun kalangan parlemen merasakan dilema.
“Jika tidak dibuatkan aturan juga penurunan kasus tidak ada. Di sisi lain ya ekonomi tidak stabil seperti saat ini,” ujarnya.
Huda merasa prihatin lantaran saat ini sudah ada 50 hotel dan restoran yang tak mampu bertahan hingga asetnya kini terjual.
Akan tetapi, kondisi tersebut tidak lantas menjadi satu-satunya bahan untuk evaluasi pengambilan kebijakan ke depannya.
“Kalau ditanya PPKM efektif atau tidak ya kondisi perhotelan saat ini belum bisa dijadikan acuan. Kan belum selesai,” tegasnya.
Terkait solusi dan stimulus yang diminta oleh PHRI DIY, Huda menyampaikan pemerintah perlu meringankan pajak, listrik dan biaya operasional lainnya.