![Ganjar-G-Nose](https://i0.wp.com/joglosemarnews.com/images/2021/01/Ganjar-G-Nose.jpg?resize=640%2C407&ssl=1)
YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Alat deteksi Covid-19 buatan Universitas Gadjah Mada (UGM), GeNose, diketahui telah ditawarkan di sejumlah akun situs belanja online. Bahkan, alat pendeteksi virus corona dari hembusan napas itu dijual dengan harga yang lebih mahal.
Diungkapkan Direktur Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM, Hargo Utomo, nama GeNose diduga telah dimanfaatkan sejumlah pihak untuk mendapatkan keuntungan pribadi. “Ada yang Rp75 juta, Rp80 juta, bahkan Rp90 juta,” ujar Hargo Utomo, dalam keterangan resmi, Selasa (2/2/2021).
Hargo menegaskan, distribusi GeNose sudah dikelola oleh PT Swayasa Prakarsa. Saat ini, dia menambahkan, telah ada tiga distributor resmi GeNose C19 dan akan menyusul tiga distributor lainnya.
Hargo juga menjelaskan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk alat GeNose telah ditetapkan sebesar Rp62 juta per unit (sebelum dikenakan pajak). “Harganya sudah ditentukan dan tidak diperbolehkan menjual di atas harga tersebut,” kata Hargo.
Untuk itu, Hargo berharap agar masyarakat berhati-hati dan waspada dengan pihak yang menawarkan alat GeNose selain melalui distributor resmi yang ditunjuk. Selain itu, Hargo menegaskan bahwa GeNose belum ditawarkan melalui situs belanja online.
Hargo, yang juga mewakili UGM Science Techno Park, menambahkan pemasaran GeNose C19 saat ini masih diprioritaskan untuk penyedia layanan kesehatan, rumah sakit, layanan publik, pemerintahan, sekolah, pesantren, kampus dan perusahaan/industri. “Dalam tahap ini belum diprioritaskan untuk skala rumah tangga atau perseorangan,” tukasnya.
Sementara itu, Ketua Tim Pengembang GaNose, Kuwat Triyana menuturkan, perangkat GeNose UGM sudah dilindungi hak paten. Satu unit alat tersebut bisa digunakan untuk menguji sampel napas sebanyak 100 ribu kali.
Data terakhir yang dimiliki Kuwat, hingga 31 Desember 2020, alat tersebut sudah dipesan sebanyak 10.670 unit. Pemesan paling banyak dari kalangan pelaku industri dalam negeri, seperti Pertamina dan perusahaan-perusahaan telekomunikasi.