SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Penyuntikan vaksin covid-19 tahap kedua di Sragen Senin (22/2/2021) menyisakan cerita menarik.
Pasalnya Bupati Kusdinar Untung Yuni Sukowati juga ikut terjun untuk menjadi petugas vaksinator. Ia turut ambil bagian menyuntikkan vaksin Covid-19 kepada para pejabat teras di Pemkab Sragen.
Penyuntikan dilakukan kepada jajaran pejabat eselon 2 dan 3 di Kantor UPTPK Sragen. Ada Sekda Sragen, Asisten Sekda, staf ahli, kepala dinas, Sekdin dan kepala bagian di Setda.
Sekda Sragen, Tatag Prabawanto mengawali penyuntikan vaksin Covid-19. Dia disuntik langsung oleh Bupati Yuni yang menjadi petugas vaksinator pagi itu.
Didampingi sang istri, NY Damai Tatag, Sekda kemudian duduk di kursi untuk menerima suntikan. Sekda yang dikenal dengan banyolannya itu pun masih sempat bergurau sebelum menerima suntikan.
Sebelum divaksin, Sekda sempat berakting dengan merengek tidak mau disuntik. Melihat bupati memegang jarum suntik, ia mendadak bereaksi layaknya anak kecil yang ketakutan.
“Saya takut disuntik, saya nggak mau disuntik,” ujar Sekda dengan nada bercanda.
Guyonan itu membuat suasana tegang di kantor UPTPK pecah menjadi ramai. Bupati juga tampak tertawa mendengar gurauan Sekda.
Usai menerima vaksin Covid-19 oleh Bupati, Sekda mengacungkan jari jempol tanda sembari menunjukkan mimik seolah-olah kesakitan.
“Aduh aduh aduh. Mantap, tidak terasa suntikannya,” katanya.
Sekda mengatakan tidak ragu meskipun menerima suntikan vaksinasi Covid-19 oleh Bupati. Meskipun bupati sudah lama tidak melakukan praktek.
“Tidak ragu (disuntik bupati) saya yakin saja. Meskipun sudah lama tidak praktek tapi kan tehniknya masih punya,” kata Sekda.
Usai Tatag, Staf ahli Bupati Suwandi, Kepala Bappeda Litbang Zubaidi, Kepala Badan Keuangan Daerah dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Sragen Dwiyanto menerima vaksinasi Covid-19.
Usai vaksinasi, Bupati Yuni mengaku menjadi vaksinator Covid-19 kepada pelayan publik menjadi keinginannya sendiri. Dia mengaku sudah lama tidak memegang jarum suntik dan terakhir memegang jarum sebelum jadi bupati.
“Lama nggak pegang jarum. Terakhir melakukan suntik sejak menjadi bupati dan ini permintaan saya sendiri,” katanya.
Ia mengaku mengajukan diri menjadi vaksinator karena dirinya ingin mengecek keahlian kedokterannya. Selain itu ia memandang divaksin bupati barangkali akan menjadi kebanggaan bagi para PNS.
“Mungkin tidak ada di daerah lain, bisa menjadi kenang-kenangan buat beliau-beliau lah bahwa pernah divaksin bupati, menjadi sejarah,” terang dia. Wardoyo