SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sempat ditunda, jenazah tenaga kerja wanita (TKW) asal Dukuh Tanon RT 1/1, Tanon, Sragen, Karni (57), akhirnya dimakamkan Selasa (16/2/2021) pagi.
Bersamaan dengan pemakaman, pihak keluarga juga menyampaikan surat berisi pesan kepada pihak perwakilan dinas terkait sejumlan misteri kejanggalan kematian TKW dua anak itu.
Karni dimakamkan di pemakaman umum dukuh setempat, pukul 10.00 WIB. Pemakaman baru bisa dilakukan tadi pagi lantaran jenazah tiba di rumah duka pukul 23.40 WIB kemarin malam dan tidak memungkinkan langsung dimakamkan karena kondisi hujan.
“Pemakaman tadi jam 10.00 WIB di pemakaman umum dukuh setempat. Tadi yang ikut mengantar dari keluarga, termasuk suami dan kedua anak almarhumah,” papar Kades Tanon, Luqman Hakim, kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Selasa (16/2/2021).
Kades menguraikan sebelum diberangkatkan ke peristirahatan terakhir, keluarga sempat diberi kesempatan membuka peti jenazah. Hal itu dilakukan untuk memastikan bahwa jenazah tersebut benar almarhumah.
Saat dibuka, Isak tangis pecah dari keluarga, suami dan kedua anak almarhumah. Mereka juga sempat menyampaikan rasa ketidakpercayaan almarhumah meninggal akibat gantung diri.
Atas kejanggalan itu, Kades menyebut pihak keluarga sempat menyampaikan pesan dalam secarik surat yang diberikan kepada perwakilan dinas. Pesan yang disebut akan dikirim ke Menaker Ida Fauziah itu berisikan permintaan agar penyebab kematian Karni bisa diusut tuntas.
“Keluarga menyambut jenazah ada yang histeris karena merasa lama ditinggalkan kok pulang-pulang sudah dalam keadaan kaya gitu. Kemudian keluarga mengutarakan beberapa keluhan dan harapan melalui surat tertulis kita titipkan ke pihak dinas ketenagakerjaan,” jelas Luqman.
Ia menambahkan pihak keluarga merasa belum yakin Karni benar-benar bunuh diri karena pada saat terakhir kontak, almarhumaj tidak menunjukkan tanda-tanda dalam masalah atau mengalami depresi.
“Keluarga belum yakin 100 persen apakah itu (meninggal) dengan cara gantung diri. Soalnya bukti-bukti dari KBRI kurang kuat untuk keluarga. Seperti pencantuman dokumentasi atau foto-foto kejadian di TKP itu belum ada,” paparnya. Wardoyo