YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pandemi Covid-19 berdampak pada semua aspek kehidupan, tidak terkecuali pada lembaga keuangan, khususnya Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Penghimpunan dana masyarakat, baik tabungan dan deposito meningkat, tetapi penyaluran kredit melambat, karena lesunya sektor riil dan sektor ekonomi.
“Kondisi saat ini ibaratnya BPR sedang terkena penyakit prostat, banyak minum namun sulit kencing. Tabungan dan deposito meningkat, tetapi terkendala dalam menyalurkan kredit, harus ekstra hati-hati, agar tidak terjadi kredit bermasalah, ” ungkap Direktur Utama PT BPR Shinta Bhakti Wedi, M. Nugraha yang berkantor pusat di Jalan Raya Wedi-Bayat Km 01, Klaten, Senin (22/3/2021).
Lebih lanjut, M. Nugraha memaparkan, situasi pandemi Covid-19 menjadi pemicu perubahan dalam pola kerja, gaya kepemimpinan dan operasionalisasi BPR dari konvensional menuju digitalisasi.
Untuk itu, salah satu upaya mempertahankan dan bisa mengembangkan BPR Shinta Bhanti Wedi harus membangun team SDM andal dan profesional, agar memiliki kesiapan mental saat memasuki digitalisasi perbankan yang telah dicanangkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Salah satu upaya yang kami lakukan adalah menyelenggarakan workshop The Winning Team, bekerja sama dengan Amalia Consulting akhir pekan lalu, Sabtu (20/3/2021) di Hotel @K, Kaliurang,” paparnya, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.
Workshop dihadiri 43 peserta dari jajaran Komisaris, Direksi dan seluruh karyawan, dengan menampilkan narasumber Direktur Amalia Consulting, Suharno, yang juga dosen prodi akuntansi Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta.
Dalam memfasilitasi workshop, Suharno mengajak peserta untuk menjadi orang yang memiliki tujuan hidup yang jelas melalui proses self coaching secara mendalam.
“Perkembangan teknologi perbankan yang terus berkembang harus diimbangi dengan sumber daya manusia yang memiliki pikiran positif, kerja keras, kerja cerdas, dan daya juang yang tinggi,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Suharno memaparkan, apabila setiap orang telah memahami siapa dirinya dan untuk apa keberadaan hidupnya di dunia sudah terumuskan dengan penuh kesadaran diri yang tinggi, maka organisasi tersebut akan sangat mudah menciptakan team kerja yang handal dan solid.
“Salah satu metode yang paling tepat untuk mewujudkan team andal dan solid agar mampu menghadapi perubahan di era milenial dan digital adalah coaching. Dengan penerapan sesi coaching maupun prinsip coaching, maka potensi personal dan professional seseorang menjadi sangat optimal,” pungkasnya.
Workshop sehari yang berlangsung fun, antusias dan aktraktif dengan berbagai simulasi ini ditutup oleh Direktur BPR Shinta Bhakti Wedi, Y. Hery Susanto, dengan penyerahan secara simbolis sertifikat workshop kepada peserta. suhamdani