JOGLOSEMARNEWS.COM Nasional Jogja

Bagian Tengah Tetap, Pertumbuhan Kubah Lava Gunung Merapi Mengarah ke Barat Daya

Guguran material batu pijar (rock fall) Merapi terus berlangsung hingga Selasa (23/2/2021) dini hari. Pengamatan dan pemotretan sejak Senin (22/2/2021) sekira pukul 21.30 WIB hingga pergantian hari, terjadi belasan kali guguran / tribunnews
   

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM  – Di tengah aktivitasnya yang tinggi, ternyata kubah lava Merapi bagian tengah kawah terpantau tidak mengalami pertumbuhan volumenya.

Hanya kubah lava bagian barat daya saja yang terus bertumbuh di tengah kencangnya aktivitas vulkanik yang masih terjadi.

“Benar, untuk sepekan ini, tinggi kubah tengah kawah tidak berubah,” ujar Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi, (BPPTKG) Hanik Humaida, Jumat (26/3/ 2021).

Diketahui,  BPPTKG Yogyakarta mendeteksi kembali satu fenomena dari hasil pantauan Gunung Merapi selama sepekan terakhir pada 19–25 Maret 2021.

Fenomena itu merujuk pada pertumbuhan dua buah kubah lava yang dimiliki Merapi dalam fase erupsinya kali inI.
Dari catatan BPPTKG, ternyata satu pekan terakhir kubah lava Merapi bagian tengah kawah terpantau tidak mengalami pertumbuhan volumenya.

Hanya kubah lava bagian barat daya saja yang terus bertumbuh di tengah kencangnya aktivitas vulkanik yang masih terjadi.

Baca Juga :  2 Motor Kejar-kejaran Tengah Malam Hingga Terjadi Kecelakaan di Sleman, Diduga Aksi Klitih

BPPTKG membeberkan, jika dalam hasil pantauan mingguan sebelumnya, yakni pada 11-18 Maret ketinggian kubah tengah sebesar 65 meter dengan estimasi volume kubah sebesar 950.000 m3. Namun sepekan ini, 19-26 Maret, ketinggian kubah lava bagian tengah tetap 65 meter.

“Analisis morfologi area puncak berdasarkan foto dari sektor tenggara tanggal 25 Maret terhadap tanggal 18 Maret 2021 menunjukkan ketinggian kubah tengah tetap yakni sebesar 65 meter,” kata Hanik.

Beda halnya dengan kubah lava bagian barat daya. Yang semula dari periode 11-18 Maret menunjukkan volume sebesar 840.000 m3 dengan laju pertumbuhan 12.900 m3/hari, maka pada periode 19-26 Maret pertumbuhan volumenya menjadi daya sebesar 949.000 m3 dengan laju pertumbuhan 13.300 m3/hari.

Sepekan terakhir, BPPTKG mencatat aktivitas vulkanik masih cukup tinggi meski jika dibanding pantauan mingguan sebelumnya mengalami penurunan.

Dalam sepekan ini, awan panas guguran Merapi terjadi sebanyak empat kali dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter ke arah barat daya dan terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimal 70 mm dan durasi 174 detik.

Baca Juga :  KPU Sleman Buka Tahapan Pilkada 2024, Segini Suara Minimal yang Harus Dikantongi Peserta Perseorangan

Sedangkan total guguran lava yang dimuntahkan tercatat sebanyak 104 kali dengan estimasi jarak luncur maksimal 1.200 meter ke arah barat daya dan 2 kali ke arah tenggara dengan jarak luncur maksimal 400 meter.

Dalam minggu ini kegempaan Gunung Merapi tercatat empat kali awan panas guguran (AP), 29 kali gempa Fase Banyak (MP), 1 kali gempa Low Frekuensi (LF), 911 kali gempa Guguran (RF), 15 kali gempa Hembusan (DG) dan 2 kali gempa Tektonik (TT).

“Intensitas kegempaan pada minggu ini juga lebih rendah dibandingkan minggu lalu,” kata dia.

Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental sepekan terakhir, aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih dianggap cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. “Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat Siaga,” katanya.

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com