Beranda Daerah Sragen Animo Membeludak, Ratusan Lansia di Tanon Sragen Terpaksa Harus Sabar Menunggu Kiriman...

Animo Membeludak, Ratusan Lansia di Tanon Sragen Terpaksa Harus Sabar Menunggu Kiriman Vaksin Tahap Berikutnya. Belasan Lansia Batal Karena Jantung dan Tensi Tinggi, Ini Pesan Dokter Agar Siap Divaksin!

Dr Edy Sutikno saat melakukan skiring kepada lansia yang hendak divaksin Covid-19 di Puskesmas Tanon II. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ratusan warga lanjut usia (Lansia) di wilayah binaan Puskesmas Tanon II Sragen terpaksa harus menunggu tahap berikutnya untuk menerima vaksinasi Covid-19.

Pasalnya kuota vaksin yang didapat jauh lebih sedikit dibanding jumlah warga yang mendaftar.

Ketua Tim Vaksinator Puskesmas Tanon II, dr Edy Sutikno mengatakan hingga kini jumlah pendaftar vaksinasi lansia di wilayahnya sudah mencapai 400an lebih. Padahal jatah dosis vaksin yang diterima hanya 250.

Sehingga sebagian terpaksa harus bersabar untuk diagendakan tahap berikutnya.

“Sebenarnya tanggapan masyarakat bagus, pendaftar tinggi tapi jatah dosis vaksin dari dinas terbatas hanya 250. Makanya nanti berkesinambungan,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Rabu (31/3/2021).

Petugas memberikan pengarahan untuk lansia sebelum menjalani vaksinasi. Foto/Wardoyo

Edy menuturkan untuk Lansia, mekanisme vaksinasi dilakukan dengan dua kali suntikan. Jarak suntikan pertama dan kedua adalah 28 hari.

Selain ratusan yang terpaksa ngantri, belasan lansia yang sudah bersiap divaksin dalam dua hari pelaksanaan, terpaksa harus dibatalkan.

Pasalnya kondisi mereka dinyatakan belum siap dan tidak memungkinkan untuk divaksin. Dari beberapa desa yang sudah divaksin, di Desa Ketro ada 6 orang lansia yang tertunda dari 40 lansia sasaran.

Baca Juga :  SMK Negeri 1 Plupuh Sragen Gembleng Mental dan Karakter Siswa Tangguh Bertajuk Jalan Ninja SKANIP Melalui Penyebaran Sepuluh Kebijakan

Kemudian di Desa Gading, 5 lansia juga tertunda dari 70 yang terdaftar. Edy menjelaskan pembatalan dilakukan karena lansia tersebut dalam kondisi tidak memungkinkan secara kesehatan.

“Ada yang gula darahnya tinggi, waktu diskrining lebih dari 200. Lalu ada juga yang tensinya tinggi. Batasan tensi sistol hanya 180 tapi ada yang lebih 200. Lalu batasan tensi diastol 110, mereka melebihi angka itu,” terangnya.

Kemudian ada juga yang dibatalkan karena memiliki riwayat penyakit jantung. Menurut Edy, daripada terjadi hal-hal tidak diinginkan, penundaan dianggap lebih baik.

“Pastinya karena mereka sudah terdata maka nanti akan kita ikutkan lagi ketika kondisinya sudah membaik. Kan di daftar itu ada no JP yang bisa dihubungi via WA,” urainya.

Dr Edy Sutikno. Foto/Wardoyo

Edy menambahkan untuk menghindari kondisi yang tidak bagus saat hendak divaksin, ia menyarankan agar lansia secara rutin memeriksakan diri terlebih dahulu beberapa indikator tersebut di Posbindu, Poliklinik Kesehatan Desa atau Puskesmas.

Baca Juga :  AKBP Petrus Paringotan Silalahi Pimpin Apel Pergeseran Pasukan Sebanyak 3.480 Personel Untuk Amankan Pilkada Sragen 2024

Baik gula darah, tensi, dan lainnya sehingga jika ada kelebihan dari ambang batas, bisa segera dilakukan penanganan. Pemeriksaan di Puskesmas juga dipastikan gratis.

“Kalau diperiksakan kan bisa terkontrol. Kalau tensinya atau gula darahnya tinggi ya biar segera tertangani. Sehingga bisa vaksinasi,” tandas pria yang bertugas sebagai dokter fungsional Puskesmas Tanon II itu. Wardoyo