SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Perangkap jebakan tikus berlistrik terus memakan korban jiwa. Meski berbagai imbauan dan larangan dilontarkan, keganasan setrum jebakan tikus tetap saja terus dan terus terulang.
Sempat tiga bulan mereda, kasus serupa kembali terjadi pagi ini, Sabtu (6/3/2021). Adalah Mbah S, petani berusia 60 tahun asal Desa Gabus, Kecamatan Ngrampal, Sragen yang menjadi korbannya.
Petani malang itu ditemukan meregang nyawa di persemaian sawahnya dengan tubuh luka bakar kesetrum jebakan tikus yang dipasangnya sendiri.
Petani paruh baya itu ditemukan tewas sekitar pukul 09.00 WIB. Diperkirakan korban sudah meninggal satu jam sebelumnya namun baru ketahuan jam 09.00 WIB.
Kapolres Sragen AKBP Yuswanto Ardi melalui Kapolsek Ngrampal, AKP Lukman Tri Novianto membenarkan kejadian tersebut. Ia mengatakan korban diperkirakan sudah meninggal jam 08.00 WIB, namun baru diketahui jam 09.00 WIB.
“Korban seorang petani berinisial S. Ditemukan meninggal di areal persawahan di Desa Gabus Ngrampal. Di sawahnya sendiri dan yang memasang perangkat jebakan tikus juga korban sendiri,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Sabtu (6/3/2021).
Kapolsek menguraikan tewasnya Mbah S bermula ketika keluarga curiga sampai jam 09.00 WIB, korban yang pamit menengok persemaian, tak kunjung pulang.
Saat dicari ke sawah, korban ternyata sudah ditemukan terbujur kaku di dekat pematang dan tersangkut kabel beraliran listrik untuk jebakan tikus.
Menurutnya, insiden itu memang sangat disayangkan. Sebab sebelumnya sudah beberapa kali terjadi insiden serupa dan merenggut korban jiwa.
Kemudian di areal sawah lokasi kejadian, sebelumnya juga pernah dilakukan penertiban dan pelepasan kawat serta kabel setrum jebakan tikus ketika pernah ada kejadian serupa beberapa waktu lalu.
Tewasnya Mbah S menambah panjang daftar korban tewas jebakan tikus di Sragen.
Dari catatan JOGLOSEMARNEWS.COM , Mbah S menjadi korban tewas ke-13 yang meregang nyawa oleh perangkap setrum beraliran listrik di berbagai wilayah di Sragen dalam kurun setahun terakhir.
Sebelumnya, Senin (2/11/2020) silam, petani asal Desa Kedungupit, Kecamatan Sragen, Suyadi (58) warga Dukuh Tanjang RT 21, Kedung Upit, Sragen juga ditemukan tewas kesetrum di sawahnya.
Kemudian dua hari berikutnya, Rabu (4/11/2020) kejadian serupa kembali terulang. Petani di Desa Jatitengah, Sukodono bernama Jumino (58) asal Putatsewu RT 2, Jatitengah, Sukodono, Sragen juga ditemukan tewas di pematang dan sawah milik tetangganya, Pariman (59) asal Lemahireng RT 5, Jatitengah, Sukodono, Sragen.
Selain Suyadi dan Sumino,
sebulan sebelumnya masih di akhir 2020, perangkat desa asal Kranggan, RT 21 Desa Pengkol, Tanon, Supomo (53) juga ditemukan tewas di sawahnya karena kesetrum jebakan tikus.
Kemudian, Kamis (13/8/2020) sebelumnya, seorang petani di Desa Gringging, Kecamatan Sambungmacan, bernama Karno Purnomo alias No Balak (60) warga Dukuh Celep RT 14/4, Desa Gringging, Sambungmacan, Sragen ditemukan tewas di sawahnya karena jebakan tikus.
Petani paruh baya itu ditemukan tergeletak tak bernyawa di dekat kawat di sawah dukuh setempat.
Sebelumnya, delapan korban juga tewas dalam kurun tak lama sebelumnya. Mereka di antaranya Prapto Wiyono alias No Banjir (66) petani asal Dukuh Bulakrejo RT 28/1, Duyungan, Sidoharjo, Sragen.
Ia tewas kesetrum jebakan tikus berlistrik di sawahnya, akhirnya dimakamkan Rabu (29/7/2020) pagi.
Sebelumnya, buruh tani bernama Atun Suryanto (50) asal Kampung Sine RT 1/4, Kelurahan Sine, Sragen juga ditemukan tewas setelah kesetrum jebakan tikus di sawahnya Kampung Klumutan Sine, Jumat (8/5/2020) pagi kemarin.
Nasib serupa menimpa buruh tani bernama Nilam (45) warga Dukuh Donorojo RT 12, juga ditemukan tak bernyawa seusai terkena jebakan tikus bermuatan listrik, Jumat (2/5/2020).
Nilam tewas tergeletak di pematang sawah milik tetangganya, Sugiyo.
Kemudian Selasa (28/4/2020), seorang buruh tani asal Dukuh Ngrampal, RT 29 Desa Kebonromo, Kecamatan Ngrampal, bernama Yanto (54) juga ditemukan meninggal dunia di areal persawahan di Dukuh Bugel, Desa Kebonromo, Ngrampal, Sragen.
Saat ditemukan kondisinya telungkup dengan luka bakar menempel di kabel jebakan tikus yang ada di tepi sawah majikannya.
Tak hanya itu, jebakan tikus juga merenggut nyawa Andi Nugroho (31) warga Madiun, Jatim pada 17 Februari 2020.
Ia ditemukan dengan kondisi kaki melepuh dan luka bakar sebelum kemudian meninggal akibat kesetrum jebakan tikus di persawahan wilayah Siwalan, Sragen Kota.
Sebelumnya, dua warga Jambanan Sidoharjo juga tewas terkena jebakan tikus berlistrik di sawah setempat pada medio dan akhir 2019 lalu.
Rentetan kejadian yang terus berulang itu menyiratkan keprihatinan sejumlah pihak. Semua pun berharap tragedi setrum tikus bisa segera berakhir. (Wardoyo/*)