SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Masyarakat perkotaan zaman sekarang mungkin kurang mengenali apa itu bekatul. Bekatul merupakan lapisan terluar dari beras yang diperoleh saat menggiling padi.
Banyak orang berpikir bahwa bekatul hanya digunakan sebagai tambahan pakan ternak seperti ayam, bebek, dan hewan jenis unggas lainnya.
Padahal, bekatul memiliki kandungan yang sangat baik dan bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Salah satunya adalah kandungan vitamin B15 yang memiliki manfaat seperti meningkatkan metabolisme.
Di samping itu, bekatul juga memiliki kandungan kalsium (Ca), magnesium (Mg), mangan (Mn), zat besi (Fe), kalium, dan seng (zn).
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bekatul dapat diolah menjadi makanan yang dapat dikonsumsi oleh manusia. Salah satu inovasi tersebut ialah brownies dari bekatul.
Lima mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta bahkan telah melakukan terobosan baru dalam pengolahan bekatul ini menjadi kuliner kekinian.
Mereka berhasil memproduksi brownies yang berbahan dasar bekatul. Ide tersebut muncul saat kelima mahasiswa tersebut mengikuti kegiatan Start Up Digital Preneur UNS 2020 silam dan menjadi finalis.
Kelima mahasiswa tersebut adalah Maulana Danar, Ryan Anggara, Elma Nazlah, Ridwan Himawan Prasetyo dan Umi Zulaiah.
Brownies tersebut dinamakan The Betoels. The Betoels memiliki arti brownies bekatul. Ryan dan teman-temannya terinspirasi nama The Betoels dari grup band legendaris 1960-an yaitu The Beatles.
“Harapannya sih, The Betoels bisa melegenda seperti grup band legendaris itu,” ujar Ryan kepada Joglosemarnews, Rabu (3/3/2021).
Ia mengatakan, The Betoels merupakan produk olahan makanan berupa brownies yang berbahan baku utama dari tepung bekatul.
Brownies bekatul dari The Betoels memiliki tujuan untuk meningkatkan nilai jual bekatul dan inovasi dalam mengolah bekatul menjadi makanan yang lezat bergizi.
Ryan mengatakan, bekatul menjadi bahan utama The Betoels lantaran melihat potensi bekatul yang masih belum tereksplorasi dengan baik.
Masih banyak masyarakat yang menggunakan bekatul hanya sebatas untuk pakan ternak saja, padahal potensi bekatul untuk olahan kuliner bergizi sangat tinggi.
“Dari segi nilai ekonominya jelas sangat tinggi. Dari segi gizi, bekatul memiliki kandungan serat yang tinggi dan vitamin B kompleks yang lebih tinggi dari beras itu sendiri, jadi lebih sehat,” tambahnya.
Ia mengakui, produksi The Betoels tidak terlepas dari beberapa kendala. Salah satu kendalanya adalah bagaimana menemukan resep yang pas.
Mereka bahkan tak bosan-bosannya melakukan percobaan berulang-ulang sampai mendapatkan resep yang paling tepat untuk membuat brownies bekatul tersebut.
Selain itu, bagaimana memilih penyuplai bekatul yang berkualitas baik juga merupakan kesulitan tersendiri.
Karakteristik tepung bekatul itu pun menjadi kendala tersendiri yang mereka jumpai. Tepung bekatul menurut Ryan, boleh dikatakan memilik perlakuan yang agak ribet.
“Karena kalau terlalu basah akan menjadi dingin dan akhirnya menyebabkan brownies menjadi bantet,” ujarnya.
Karena itu, menurut Ryan, yang baik tepung bekatul dalam kondisi kering dan tidak terlalu banyak butiran kasarnya.
“Kondisi bekatul ini juga dipengaruhi oleh varietas beras. Jika varietasnya bagus, kualitas bekatul juga lebih bagus,” jelasnya.
Meskipun The Betoels baru berjalan lima bulan, tetapi Ryan dan teman-temannya sudah berhasil menggaet pembeli dari kawasan Solo, Sukoharjo, Karanganyar dan Klaten.
The betoels memiliki tiga varian rasa yaitu brownies bekatul rasa pandan, cokelat, dan red velvet.
Selain itu, The Betoels juga menyediakan dua varian topping, yaitu topping keju dan topping cokelat kismis.
Kisaran harga yang dijajakan mulai dari Rp 25.000 untuk rasa cokelat hingga Rp 27.000 saja untuk rasa pandan dan red velvet dengan masing-masing berat isi 300 gram.
Dengan harga tersebut, pembeli sudah dapat menikmati brownies bekatul yang lezat. Jika pembeli ingin menambahkan topping, hanya perlu merogoh kocek tambahan sebesar Rp 3.000 saja.
Tentu saja harga tersebut masih ramah di kantong pembeli mengingat begitu banyak manfaat dan kanduangan zat baik dari bekatul yang dibutuhkan tubuh.
Bagi pembeli yang tertarik dapat berkunjung langsung ke alamat produksi dan shoroom di Jalan Ismoyo Candi Lama RT 04 RW 11 Cemani Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Namun The Betoels juga melayani pesan antar dan dapat dihubungi melalui WhatsApp atau Instagram @thebetoels.id.
“Produk kami merupakan pionir dan pelopor usaha meningkatkan nilai ekonomis dari bahan pangan bekatul,” ujar Ryan.
Melalui produknya tersebut, Ryan dan kawan-kawan tidak ingin menyia-nyiakan potensi dari bekatul yang sangat tinggi.
Keunikan bahan baku tersebut yang coba dikelola untuk melahirkan sebuah kuliner yang nikmat, kekinian dan unik.
“Yang berikutnya, kami berharap langkah ini bisa mengubah mindset masyarakat tentang bekatul, dan menaikkan grid bekatul ini setingkat lebih tinggi. Bahwa bekatul itu bisa diolah menjadi kuliner yang keren, lezat dan bergizi,” ujar Ryan kepada Joglosemarnews. Rullyani Kuncoro Putri