SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Di tengah gonjang-ganjing Kongres Luar Biasa (KLB) yang digelar sejumlah tokoh di Medan, jajaran pengurus dan kader DPC Partai Demokrat Sragen menegaskan tetap setia dan hanya mengakui kepemimpinan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Selain menganggap KLB Medan ilegal, mereka juga menegaskan tidak akan bergeming atau ikut-ikutan terpengaruh dengan riak KLB yang dinilai hanya manuver untuk memperkeruh Demokrat itu.
Penegasan itu disampaikan Ketua DPC Demokrat Sragen, Budiono Rahmadi saat menyampaikan pernyataan resminya di sekretariat DPC, Jumat (5/3/2021).
Untuk menunjukkan loyalitasnya, Budi yang akrab disapa Mas Bro itu bersama jajaran pengurus dan kader juga menggelar aksi potong bebek.
“Kami menyembelih seekor bebek ini sebagai simbol bahwa kami tidak membebek. Alias tidak ikut-ikutan soal wacana KLB,” paparnya diamini pengurus lainnya.
Budiono menguraikan sikap itu ditunjukkan untuk menegaskan bahwa Demokrat Sragen tetap solid mendukung dan mengakui legalitas AHY sebagai pimpinan Demokrat.
Ia bahkan optimistis jika di bawah kepemimpinan AHY, Partai Demokrat akan bangkit kembali dan berjaya di Pemilu 2024.
“Kami punya keyakinan kuat bahwa Demokrat akan jadi pemenang lagi di bawah Mas AHY,” terangnya.
Keyakinannya didasarkan dari hasil survei yang menurutnya menempatkan AHY sebagai salah satu ketua umum partai yang selalu masuk lima besar di sejumlah lembaga survei.
Bahkan, ia mengklaim popularitas AHY bisa menandingi nama besar Prabowo dari Gerindra.
“Bukti lain, elektabilitas Partai Demokrat perlahan naik dalam Pilkada 2020 lalu ada 68 kader Demokrat yang menang. Jumlah itu melampaui dari target yang kami tentukan,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Budi juga menegaskan seluruh jajaran Demokrat Sragen sudah sepakat menolak dan tak mengakui KLB yang digelar di Deli Serdang, Sumut pada hari ini, Jumat (5/3/2021).
Menurutnya KLB yang digelar itu sangat tidak konstitusional atau ilegal. Sebab untuk menggelar KLB, syaratnya harus didukung 2/3 ketua DPD provinsi dan separuh ketua DPC di kabupaten/kota.
Serta harus dapat izin dari ketua majelis tinggi juga. Budi juga menegaskan tidak ada kader Demokrat Sragen yang menghadiri KLB.
“Tadi juga sudah kami absen satu per satu anggota partai kami. Semuanya kompak tidak hadir di KLB,” katanya.
Ia menambahkan pelaksanaan KLB bisa dilakukan atas dasar adanya mosi tidak percaya dari anggota partai. Sementara selama ini menurutnya tidak ada yang tidak percaya dengan kepemimpinan AHY.
“Yang jadi pertanyaan kalau masih pada percaya, lalu mengapa mereka mau menggelar KLB. Apa yang tidak mereka percayai. Ini kan aneh,” tegasnya. Wardoyo