SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Jeritan kalangan petani di Sragen atas buruknya harga gabah panen raya di tangan penebas dan tengkulak saat ini, mulai menemukan jawaban.
Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divre Surakarta langsung terjun melakukan penyerapan dan pembelian gabah petani di persawahan berbagai kecamatan.
Aksi serap gabah itu dilakukan sejak beberapa hari lalu dan hingga kini sudah ratusan ton terbeli oleh Bulog dengan harga standar pemerintah yakni Rp 4200 perkilogram gabah kering panen (GKP).
Pimpinan cabang Bulog Sub Divre Surakarta, Ninik Setyowati mengatakan pihaknya sudah menerjunkan beberapa tim untuk melakukan penyerapan di Sragen. Mereka diterjunkan keliling ke beberapa kecamatan yang sedang panen raya padi untuk melakukan pembelian dari petani.
“Sampai hari ini pun masih terus berlangsung. Sampai kemarin kita sudah menyerap 710 ton, per hari ini mungkin sudah tambah lagi. Karena teman-teman masih jalan terus,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Rabu (3/3/2021).
Ninik menguraikan untuk harga, pihaknya berpedoman pada ketentuan Permendag No 24 yang mengatur kualitas dan harga. Menurutnya sepanjang kualitas sesuai Permendag, maka gabah petani akan dibeli dengan harga Rp 4.200 perkilogram untuk GKP.
Penyerapan dilakukan ke seluruh wilayah kecamatan di Sragen yang sedang panen raya. Menurutnya setiap hari ada beberapa tim yang diterjunkan keliling.
“Kebetulan kemarin di Kecamatan Gondang dan Masaran. Hari ini kelihatannya di Gondang lagi dan beberapa kecamatan lain,” terangnya.
Ninik menambahkan upaya penyerapan gabah petani itu memang dilakukan karena Bulog memang diberi penugasan untuk menyerap gabah petani saat masa panen raya.
“Kami akan menyerap sepanjang sesuai kualitas dengan harga sesuai ketentuan Permendag itu,” tandasnya.
Terpisah, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Sragen, Suratno membenarkan adanya tim Bulog yang sudah terjun melakukan penyerapan gabah petani.
Ia mengatakan dari pantauannya di lapangan, sejak dua hari lalu, tim Bulog terjun ke Gondang untuk melakukan pembelian gabah petani yang panen raya.
“Kemarin di Glonggong dapat 7,5 ton. Harganya antara Rp 4.100 sampai Rp 4.200 perkilogram GKP,” paparnya.
Suratno mengapresiasi langkah tim Bulog tersebut. Menurutnya dengan melakukan penyerapan ke lapangan, setidaknya bisa membantu petani mendapatkan harga gabah yang lebih baik.
Sebab saat ini harga gabah di pasaran atau tengkulak hanya Rp 3.600 sampai Rp 3.800 perkilogram. Dengan serapan dari Bulog, hal itu juga sangat menolong petani dari jerat harga rendah para penebas atau tengkulak.
“Memang problem petani itu kalau panen raya harga cenderung anjlok. Sebenarnya petani bisa manen sendiri nanti dijual ke pabrik besar seperti Unifood PT Sakti itu mau membeli Rp 4.200 juga. Memang butuh proses. Atau kalau nggak, pemerintah bisa mengupayakan penggilingan skala besar sehingga petani bisa memproses ke sana. Dengan begitu petani tidak lagi menjual tebasan sehingga harga bisa lebih tinggi,” terangnya.
Di sisi lain, ia menyadari bahwa problem petani di Sragen mayoritas memang kekurangan modal. Sehingga ketika panen tiba mereka lebih memilih menjual ke penebas karena ingin cepat dapat uang segar agar bisa untuk bayar utang biaya produksi dan persiapan tanam serta kebutuhan lainnya. Wardoyo