SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kalangan pondok pesantren di Sragen mengapresiasi kemudahan mudik bagi santri yang diberikan Wakil Presiden Maruf Amin.
Berkat kebijakan itu, ratusan santri di Pondok Pesantren Walisongo akhirnya bisa dipulangkan ke kampung halamannya sejak beberapa hari terakhir.
“Santri saya, sudah saya kondisikan pulang hari ini tadi pagi. Yang dari Jawa tadi pagi sudah pamitan. Yang luar Jawa malah sudah duluan, kemarin-kemarin. Terus terang kalau kita undur-undur malah kena peraturan ini (larangan mudik) nanti malah nggak bisa mudik,” papar Pimpinan Ponpes Walisongo, Maruf Islamudin kepada wartawan, Selasa (27/4/2021).
Ketua PC NU Kabupaten Sragen itu mengungkapkan sekitar 700 santrinya sudah dipulangkan untuk mudik. Dari total santri sekitar 800 orang, hanya sebagian kecil yang tidak pulang karena harus piket.
“Pondok tidak boleh kosong. Tetap harus ada yang piket,” katanya.
Terkait dispensasi mudik bagi santri, pihaknya seolah dilematis menyikapi. Di satu sisi pemerintah melarang mudik, namun di sisi lain santri dibolehkan.
Meski begitu, kemudahan mudik bagi santri dinilai sebagai kebijakan yang menggembirakan dan tentu membuat senang para santri.
Sebab para santri, sudah setahun tidak mudik sejak pandemi melanda. Sehingga dispensasi yang diberikan itu tentu sesuatu yang menyenangkan.
“Ya itu senang, menurut kami. Karena kami sebagai santri diberi kemudahan, Monggo itu bisa diputusi atau tidak karena itu keputusan pemerintah,” terangnya.
Maruf menjelaskan meski diberi kemudahan, pihaknya tetap mengedepankan protokol kesehatan dan aturan untuk memastikan para santri yang mudik bebas dari covid-19.
Seperti melakukan tes swab, dicek suhu dan lainnya. Menurutnya penerapan prokes itu sebenarnya sudah dilakukan pada tahun lalu saat santri kembali ke pondok.
“Datang juga begitu. Saya kira sama, kemarin datang diantar wali santri, wali tidak boleh turun, dicek suhu, dimintai surat rapid. Saya minta seperti itu. Kemarin pernah terjadi seperti itu juga tidak apa-apa,” urainya.
Selain itu, pihaknya juga selalu berkoordinasi dengan daerah asal santri sebelum memberikan izin mudik. Hal itu untuk memastikan daerah yang dituju dalam kondisi aman dari covid-19.
Jika daerah asal mereka tidak aman, santri juga tidak akan diizinkan untuk pulang mudik.
“Kami komunikasikan dengan daerah setempat. Misalnya yang dari Palembang, kita koordinasikan ke sana dulu, gimana bisa tidak. Kalau bisa ya boleh pulang. Seperti dulu yang dari Sampit, ternyata dari sana jangan dulu karena masih tinggi, ya kita minta nggak pulang dulu. Yang penting prokes kita taati dengan ketat,” tandasnya. Wardoyo