JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Karanganyar

Derita Bus AKAP di Karanganyar Akibat Larangan Mudik. Sudah Nasib Kembang Kempis, Naikkan Tarif Hingga 50 % Pun Masih Rugi

Suasana kedatangan perantau asal Karanganyar yang menggunakan bus mudik bantuan Pemkab tahun lalu. Foto/Humas Kab
   

KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Masa pandemi dan kebijakan larangan mudik Lebaran benar-benar menghadirkan mimpi buruk bagi pengusaha transportasi.

Upaya menyelamatkan diri dengan menaikkan tarif menjelang mudik, bahkan tak mampu menutup beban penderitaan bus antar kota antar provinsi (AKAP) di Karanganyar.

Mereka terpaksa menaikkan tarif sampai 50 persen di momentum jelang lebaran. Meski begitu, para pengusaha otobus mengaku tetap tak banyak meraup untung.

Seperti diungkapkan pengurus PO Langsung Jaya, Joko Widodo. Ia mengatakan kenaikan tarif sampai 50 persen dinilai wajar. Sebab, perusahaannya sedang kembang kempis di masa pandemi.

Masa pandemi saat ini dinilai sangat besar berpengaruh sekali terhadap penghasilan sopir dan pengusaha.
Sebelum pandemi, 20 bus operasional semua mengangkut pemudik jurusan Jakarta-Solo-Matesih.

“Saat ini hanya dua unit saja yang narik penumpang,” kata Joko kepada wartawan usai mengikuti sosialisasi Dinas Perhubungan di Matesih, Rabu (21/4/2021)

Ia menguraikan dengan hahya mengandalkan dua unit saja yang beroperasi mengangkut penumpang rute Jakarta-Solo-Matesih, belum bisa mencapai target pendapatan.

Bahkan pendapatan selama ini terus anjlok sampai 50 persen lebih meski tarif sudah dinaikkan. Sekadar informasi, tarif normal bus ekonomi AC per penumpang Rp 170.000.

Ia mengaku tidak bisa selalu menerapkan aturan jaga jarak antarpenumpang di situasi bisnis sepi. Tak jarang penumpang duduk tanpa jarak.

“(Duduk berjarak) Lihat situasi,” katanya.

Menurutnya, para pemudik akan ramai-ramai pulang sebelum larangan diberlakukan 6-17 Mei 2021. Disebutnya, paling ramai tanggal 25 April.

Pengemudi bus PO Langsung Jaya, Suranto mengatakan masih melayani trayek antarkota dalam provinsi. Untuk jurusan Solo-Tawangmangu beroperasi enam bus sedangkan Solo-Yogyakarta delapan bus.

Kepala Dishub PKP Karanganyar, Sri Suboko menyebut larangan mudik dengan bisnis angkutan umum memang dilematis. Di satu sisi, angkutan lebaran sangat ditunggu pengusaha.

Namun, pelaku perjalanan terbukti menyumbang cukup signifikan kasus penularan Covid-19.

“Sejauh ini belum ada koordinasi terkait satuan tugas penyekatan. Masih diampu kepolisian. Tentang PO bus yang memilih tidak melayani selama penyekatan diterapkan 6-17 Mei, kami menyambut baik. Sebaiknya jangan pulang mudik. Tetap di perantauan saja. Demi menekan kasus penyebaran Covid-19,” katanya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com