WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sampel makanan dan air yang dikonsumsi warga Dusun Kendal, Desa Basuhan, Kecamatan Eromoko, Wonogiri, saat ini sudah dalam proses pemeriksaan di laboratorium. Hal ini terkait kasus dugaan keracunan makanan di dusun tersebut.
Diduga sebanyak 35 warga itu keracunan usai menyantap hidangan takjil untuk berbuka puasa. Takjil dibagikan saat berbuka puasa di TPA. Nah, sampel makanan itulah yang dikirim ke laboratorium.
Kasus itu menjadi perhatian serius Dinas Kesehatan Wonogiri. Setelah mendapatkan laporan mengenai dugaan kasus itu, dinas segera turun ke lapangan.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Wonogiri Adhi Dharma, Sabtu (17/4/2021), mayoritas yang diduga keracunan adalah anak-anak. Beserta guru ngajinya, anak peserta TPA mengeluhkan gejala demam dan sakit perut. Lantas mereka dibawa ke fasilitas kesehatan.
Sebanyak 31 korban menjalani rawat jalan di rumahnya masing-masing. Saat ini kondisi mereka sudah membaik.
Sementara empat orang yang diduga keracunan dirawat di rumah sakit. Dua orang dirawat di Puskesmas Pracimantoro dan dua orang lainnya dirawat di sebuah rumah sakit di Wonosari, Gunungkidul, DIY.
Berdasarkan hasil penelusuran, ada dua warga yang membuat takjil untuk anak-anak TPA tersebut. Satu keluarga pembuat takjil, seluruh anggota keluarganya juga mengalami gejala keracunan. Sedangkan keluarga pengirim takjil lainnya tidak mengalami gejala apapun. Gejala seperti demam dan muntah muncul enam jam pasca mengonsumsi takjil.
“Sampel makanan dan sampel air kami kirim ke Labkesda Jateng. Untuk hasilnya akan keluar dalam waktu seminggu,” ujar dia.
Pihaknya meminta mereka yang berniat menyajikan makanan kepada banyak orang atau masyarakat umum lebih berhati-hati. Perhatian lebih harus diberikan pada persiapan makanan dan pemilihan makanan.
Sebagaimana diwartakan, sebanyak 35 warga Dusun Kendal, Desa Basuhan, Kecamatan Eromoko, Wonogiri diduga mengalami gejala keracunan makanan. Aris