Beranda Daerah Karanganyar Duh Gawat, Kelamaan Belajar Daring, Ratusan Siswa SMP di Karanganyar Rame-Rame Pilih...

Duh Gawat, Kelamaan Belajar Daring, Ratusan Siswa SMP di Karanganyar Rame-Rame Pilih Berhenti dan DO dari Sekolah. Tanya Kenapa?

Ilustrasi seragam sekolah dicorat-coret usai kelulusan. Foto/Istimewa

KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Karanganyar melansir data mencengangkan terkait progress pendidikan selama masa pandemi covid-19.

Selama kurun setahun terakhir, ternyata jumlah siswa putus sekolah atau drop out (DO) meroket tajam. Data di Disdikbud setempat mencatat setidaknya sudah ada 179 peserta didik SMP dikeluarkan dari sekolahnya selama pandemi Covid-19.

Dari angka itu, mayoritas yang keluar diketahui berasal dari sekolah swasta. Kejenuhan belajar daring diduga membuat semangat siswa makin menurun sehingga akhirnya memutuskan berhenti sekolah.

Fakta itu diungkapkan Kepala Disdikbud Karanganyar, Tarsa kepada wartawan, Rabu (21/4/2021). Ia mengatakan jumlah peserta didik SMP yang DO tercatat pada 2020 mengalami peningkatan tajam dibanding tahun sebelumnya.

Jika di 2019, jumlah siswa yang DO dalam setahun tak lebih dari 30 siswa. Namun setahun terakhir, jumlah siswa DO melonjak di luar perkiraan.

Baca Juga :  Kesbangpol dan IPARI Karanganyar Gelar Pembinaan Kerukunan Umat Beragama

Data jumlah siswa DO itu terekam dari data pokok pendidikan (Dapodik) yang ada di Disdikbud.

“Ini memang peningkatan luar biasa, sebab tiap tahun biasanya tak sampai 100. Paling banyak 50. Nah, ini sedang kami selidiki penyebab mereka dikeluarkan dari sekolah. Apakah karena malas belajar ataukah faktor lain,” katanya kepada wartawan, Rabu (21/4/2021).

Dari segi jumlah, angka siswa SMP putus sekolah itu memang masih relatif sedikit jika dibanding total peserta didik jenjang tersebut.

Menurut Tarsa, jumlah siswa SMP di Karanganyar saat ini mencapai 30.000 anak. Dari angka 179 itu, mayoritas yang DO berasal dari sekolah swasta.

Hanya sedikit diantaranya bersekolah negeri. Justru kebanyakan di sekolah swasta. Berdasarkan pengalamannya, siswa putus sekolah itu rata-rata bukan karena biaya pendidikan mengingat adanya sekolah gratis.

Baca Juga :  Kesbangpol dan IPARI Karanganyar Gelar Pembinaan Kerukunan Umat Beragama

Namun justru biasanya lebih ke pribadi anak yang malas belajar serta kurang dukungan orangtua.

“Karenanya kami tetap mengimbau para pelajar putus sekolah supaya melanjutkan pendidikan ke jalur nonformal atau kejar paket B,” jelasnya. Wardoyo