Beranda Daerah Sragen Omzet Rumah Makannya Terus Anjlok di Ambang Bangkrut, Pemilik Ponpes Nurul Huda...

Omzet Rumah Makannya Terus Anjlok di Ambang Bangkrut, Pemilik Ponpes Nurul Huda Sragen Abah Syarif Tuding Jalan Tol Telah Bunuh Usaha Pribumi. Dulu Pekerjakan 150 Karyawan, Kini Hanya 2 Santri Saja!

Kondisi rumah makan Nurul Huda di Mahbang Sambungmacan Sragen, tampak lengang tidak ada satu pun pengunjung. Pemilik rumah makan, Abah Syarif menyebut sejak adanya jalan tol, rumah makannya makin sepi dan terus merosot. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pembangunan jalan tol yang melintasi Sragen berdampak buruk terhadap pelaku bisnis kuliner.

Kehadiran jalan bebas hambatan itu dituding telah mematikan ceruk pendapatan dan menurunkan omzet rumah makan. Bahkan sejumlah rumah makan terpaksa bangkrut dan tutup akibat omzet yang makin merosot.

Salah satunya dirasakan oleh rumah makan Nurul Huda di Mahbang, Karanganyar, Sambungmacan, Sragen. Rumah makan di tepi jalan raya Sragen-Ngawi itu kini di ambang kebangkrutan menyusul merosotnya omzet semenjak adanya jalan tol.

Pemilik RM Nurul Huda sekaligus pendiri Ponpes Nurul Huda Gondang Sragen, Abah Syarif Hidayatullah mengatakan sejak adanya jalan tol, omzet rumah makannya anjlok drastis.

Sebelum ada tol, rumah makannya selalu ramai dan banyak pengunjung. Sejak adanya jalan tol dua tahun lalu, omzet makin merosot dan kini nyaris tanpa pengunjung.

“Dulu hari Sabtu, Ahad, Senin, tiga hari nyari Rp 10 sampai Rp 30 juta bersih bisa. Sekarang mau dapat Rp 3 juta kotor saja nggak bisa. Itu pun kalau nggak ada rombongan pribumi yang lewat dan mampir, nggak ada pengunjung,” papar Abah Syarif kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Rabu (21/4/2021).

Baca Juga :  Inovasi Terbaru Pelayanan Sedot Tinja Online Permudah Pelayanan Ke Masyarakat Sragen, Simak Begini Caranya!

Menurutnya penurunan omzet secara drastis itu tak lepas dari pembangunan tol. Sejak adanya tol, pengendara ke arah Jatim dan ke Jakarta yang biasanya singgah ke rumah makannya, kini beralih lewat jalan tol.

Karena omzetnya makin anjlok, kini petugas di warung makannya juga makin sedikit. Jika dulunya karyawan dan petugas mencapai 150 orang, sekarang hanya tinggal satu atau dua santri saja yang ditugaskan menjaga.

“Itupun hanya berjaga-jaga saja. Karena memang sekarang sepi sekali. Untuk bayar listrik saja nggak mampu. Minimarket juga sepi. Sudah sejak adanya tol semua bangkrut,” ujarnya.

Bahkan di lokasi belakang rumah makan, terpaksa ia merintis usaha baru penggergajian kayu. Hal itu demi bisa menyambung pendapatan karena tidak bisa lagi mengandalkan dari rumah makan.

Baca Juga :  Heboh Perangkat Desa di Sragen Edarkan Narkoba Jenis Sabu Berhasil Ditangkap Tim Satuan Narkoba Polres Sragen

Ia mengaku sudah pernah mengirim surat ke Presiden Jokowi yang intinya memprotes keberadaan jalan tol yang mematikan usaha kuliner di jalur arteri.

Dalam surat itu ia meminta ada solusi bagi pemilik usaha di jalur arteri agar tidak dirugikan.

“Sejak adanya tol itu pemilik usaha pribumi seperti saya jadi terbunuh,” katanya. Wardoyo