SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM — Para pelaku sektor pariwisata di Soloraya menyayangkan kebijakan pemerintah yang melarang kegiatan mudik atau pulang kampung pada momen Lebaran 2021 mendatang. Hal itu dinilai merugikan sektor pariwisata.
Humas Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Soloraya, Sistho A Sreshtho menuturkan, tidak hanya sekali ini momen mudik atau pulang kpung dilarang oleh pemerintah selama satu tahun terakhir. Lebih tepatnya, tiga kalender mudik yang dinantikan para pelaku sektor pariwisata terlewat begitu saja.
“Kami sangat kecewa. Sangat menyayangkan keputusan larangan mudik tersebut. Sudah ada tiga kalender mudik yang sangat kita tunggu-tunggu di kalangan perhotelan dan restoran, terutama pada momen mudik lebaran. Kemudian mudik libur sekolan dan mudik natal dan tahun baru,” ujarnya, Selasa (6/4/2021).
Menurut Sistho, bisnis pariwisata dan perhotelan telah mengalami keterpurukan selama satu tahun terakhir sejak pandemi covid-19. Di sisi lain, dengan afanya program vaksinasi covid-19 dari pemerintah memberikan harapan baru untuk bisnis ini kembali berputar.
“Proge vaksinasi sudah dilaksanakan dan memberikan harapan. Artinya protokol kesehatan di bidang perhotelan juga sudah diterapkan. Dengan adanya larangan ini, usaha kita seolah-olah sia-sia,” tegasnya.
Padahal, lanjut Sistho, momen mudik meruoakan salah satu momen yang ditunggu pelaku sektor pariwisata terutama perhotelan.
“Harapan kami, kebijakan ini kembali dipertimbangkan. Bisa saja diubah dari dilarang menjadi diizinkan dengan pembatasan tertentu. Lebih baik seperti itu bagi kami,” tukasnya.
Diimbuhkan Presiden Indonesian Marketing Association (IMA) Chapter Solo, Retno Wulandari, pihaknya menilai momen mudik merupakan momen yang ditunggu sebagai penggerak ekonomi.
“Pemerintah sudah memberikan kajian, sebagai pelaku pariwisata kita mengikuti. Namun apapun, mudik ini merupakan salah satu penggerak ekonomi. Tapi bagaimanapun juga pemerintah sudah mempertimbangkan. Meski ini sebenarnya momentum yang menggerakkan. Setidaknya mampu mendongkrak okupansi hotel 100 persen full,” pungkasnya. Prihatsari