SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Indonesian Lightwood Association (ILWA) menyiapkan strategi khusus untuk membidik pasar ekspor produk kayu ringan. Sejumlah koordinasi dan komunikasi dilakukan dengan stakeholder terkait setelah bisnis tersebut stagnan akibat pandemi covid-19.
Ketua ILWA, Setyo Wisnu Broto mengatakan, pasar kayu dunia terus tumbuh seiring dengan kenaikan populasi manusia. Termasuk kebutuhan kayu ringan diantaranya Sengon dan Jabon menjadi kebutuhan utama paling diminati untuk pembuatan furnitur di pasar internasional.
“Pada 2019, kebutuhan kayu dunia mencapai 2,1 triliun USD. Setara Rp 29,4 ribu triliun per tahun. Atau lebih dari 10 kali nilai APBN Indonesia saat ini. Untuk itu kami mendorong penguasaan rantai pasokan global dengan melakukan penanaman besar-besaran yang terdata secara digital dan akurat,” paparnya, Sabtu (29/5/2021).
Terkait salah satu strategi yang dilakukan, ILWA menggandeng Fairventures NGO dari Jerman yang telah menanam 1 juta pohon Sengon di Kalimantan.
“Di era revolusi digital ini, siapa yang menguasai rantai pasokan bahan baku, itu yang akan menjadi pemenang dalam persaingan global. Dan kita akan kerjasama dengan mereka,” tukasnya.
Sementara itu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendorong kegiatan ekspor kayu ringan di pasar Eropa. Eropa meemiliki potensi pasarbesar, namun sampai saat ini masih belum dikerjakan.
“Kami sudah bekerjasama dengan Import Promotion Desk (IPD) Jerman dan Swiss Import Promotion Organization (SIPPO) untuk lebih meningkatkan inovasi kayu ringan kita agar bisa dijual di Eropa. Tentunya dengan kualitas yang memenuhi syarat. Kalau di Eropa perlu Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu (SVLK),” terang Koordinator Wilayah Amerika dan Eropa Direktorat Jenderal Kerjasama Pengembangan Ekspor Kemendag, Singgih Sugiyanto. Prihatsari
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.















