KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM –Memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), dua tokoh muda potensial Kabupaten Karanganyar, yakni Ketua DPD Bapera Karanganyar Ilyas Akbar Almadani dan Ketua MPC Pemuda Pancasila Karanganyar, Disa Ageng Aliven tampil berbicara dinamika pemuda menghadapi kontestasi politik 2024.
Keduanya berbicara mengenai profil pemilih pemula, di mana hasil survei menunjukkan adanya kecenderungan pemilih pemula memiliki sikap mada bodoh. Karena itulah paradigma pemilih pemula perlu diubah agar melek politik.
Acara Live Streaming YouTube yang dimotori oleh Bawaslu Karanganyar itu berupaya mendorong agar para pemuda di era milenial bukan hanya sekadar canggih di bidang Teknologi Informasi (TI).
Ketua MWC PP Karanganyar Disa Ageng Aliven mengatakan, kontestasi politik 2024 sangat penting menentukan masa depan bangsa.
“Setidaknya pada 2024 mendatang selain Pemilu serentak, juga ada monent Pilkada Kabupaten Karanganyar, sehingga menjadi tugas moral semua pihak agar pemuda tidak cuek politik tetapi melek politik untuk memilih wakil rakyat dan Bupati Karanganyar 2024,” tandas Ketua MWC PP Karanganyar Disa Ageng Aliven di sela acara tersebut.
Menurut Disa, keberadaan dirinya sebagai Ketua PP Kabupaten Karanganyar sudah mulai memberikan edukasi politik kepada anggotanya. Terutama kaum muda agar dalam menyalurkan aspirasi politiknya benar-benar merupakan pilihan terbaik.
Disa mengakui, sekitar 30 persen pemilih pemula masih belum memiliki arah siapa yang akan dipilih. Karenanya menurut Disa, dalam posisi injury time, pemilih pemula ini rentan terhadap risiko sasaran money politics.
Untuk itulah, Disa mengajak semua pihak terus meningkatkan edukasi kepada pemilih pemula menjelang kontestasi 2024.
Sementara itu Ketua DPD Bapera Karanganyar Ilyas Akbar Almadani menjelaskan proses demokrasi yang sehat terus digaungkan sehingga pada pemilih pemula bisa paham arti strategis kontestasi politik 2024.
“Kita harus terus mendorong angin edukasi kepada pemilih pemula agar mereka mengetahui makna, tujuan dan pentingnya figur yang akan dia pilih adalah yang terbaik,” ujarnya.
Untuk itu Ilyas meminta agar ganjalan demokrasi berupa money politik sedini mungkin terus digaungkan bahwa itu merusak masa depan demokrasi. Bahkan Ilyas menyebut money politik juga merugikan diri sendiri karena saat memilih bukannya yang baik dan terbaik akan tetapi hanya berdasarkan besar kecilnya uang.
“Politik yang transaksional ini yang kami sepakat harus dilawan sejak dini,” ungkapnya.
Sementara itu, perwakilan KNPI Karanganyar Yanuar Faisal menambahkan sebenarnya pendidikan politik pemuda bukan dalam arti sempit hanya terbatas agenda lima tahunan saja. Akan tetapi berorientasi pada pemahaman pemuda mengenai politik secara luas.
“Ini menjadi tugas kita semua mengarahkan pada pemilih pemula harus mudeng (paham) politik secara luas,” ungkapnya. Beni Indra
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com