Beranda Daerah Wonogiri Kapan Puncak Arus Balik Lebaran 2021? Simak Data Produksi di Terminal Tipe...

Kapan Puncak Arus Balik Lebaran 2021? Simak Data Produksi di Terminal Tipe A Giri Adipura Krisak Selogiri Wonogiri, Kuy

Pemudik menjalani rapid tes antigen di Terminal Tipe A Giri Adipura Krisak Selogiri Wonogiri. Joglosemarnews.com/Aris Arianto

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Arus balik Lebaran terus mengalir dari daerah asal menuju perantauan. Hal ini juga terjadi di Wonogiri yang menjadi salah satu daerah tujuan pemudik.

Pertanyaannya, kapan puncak arus balik Lebaran 2021 dari Wonogiri terjadi? Jawabannya dapat dilihat dari data produksi bus dan penumpang di Terminal Tipe A Giri Adipura, Krisak, Selogiri, Wonogiri.

Berdasarkan data produksi terminal, pada Minggu (16/5/2021), tercatat ada 1.804 penumpang keberangkatan bus antar kota antar provinsi (AKAP). Bus berangkat dari Kota Mete menuju ke kota-kota besar seperti Jabodetabek.

Sebenarnya bukan hanya Minggu. Kenaikan jumlah penumpang arus balik Lebaran 2021 sudah mulai terlihat sejak Sabtu (15/5/2021). Pada hari itu sudah ada 993 penumpang keberangkatan.

Untuk diketahui selama larangan mudik jumlah penumpang keberangkatan rata-rata berkisar 15-166 orang setiap hari.

Baca Juga :  Ungkrung alias Entung, Kepompong Ulat Jati yang Diburu di Awal Musim Penghujan, Kuliner Ekstrem dan Peluang Cuan

Koordinator Terminal Tipe A Giri Adipura Wonogiri, Agus Hasto Purwanto, menjelaskan pada Senin (17/5/2021) siang, berdasarkan pantauannya di terminal jumlah penumpang keberangkatan tidak jauh berbeda dengan kondisi Minggu. Namun belum bisa diperkirakan jumlah penumpang keberangkatan.

Agus mengatakan, pada Minggu (kemarin), pengelola Terminal Giri Adipura Wonogiri bersama pihak kepolisian dan instansi terkait melakukan skrining berupa tes cepat antigen bagi para penumpang keberangkatan. Pada Senin, skrining dilakukan menggunakan alat GeNose. Sebanyak 10 penumpang dites secara acak.

“Kami belum bisa memprediksi kapan puncak arus balik pemudik yang naik bus AKAP. Kaum boro yang mudik didominasi oleh para pekerja informal seperti pedagang, pekerja bangunan dan lain sejenisnya. Mereka bisa melakukan mobilitas sewaktu-waktu,” jelas dia.

Selain itu, setelah lebaran ini juga ada hari baik untuk pernikahan. Diduga kegiatan itu menjadi alasan kaum boro menahan diri kembali ke perantauan. Mereka memilih mendatangi prosesi pernikahan saudara atau tetangganya dahulu. Aris