WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Pusat perbelanjaan seperti toserba atau swalayan di Wonogiri menjadi sasaran operasi penegakan protokol kesehatan (Prokes). Menyusul fakta bahwa swalayan kerap dikunjungi warga di momen libur Lebaran.
Sebagaimana diketahui kerumunan menjadi salah satu pemicu penularan COVID-19. Pemkab Wonogiri enggan ada kerumunan yang abai prokes. Ini seperti diterapkan dalam kebijakan penutupan semua obyek wisata di Kota Mete.
Khusus swalayan, operasi tidak dilaksanakan cuma menjelang Lebaran. Melainkan hingga beberapa hari setelahnya.
Pun sasarannya bukan cuma wilayah perkotaan. Menyasar pula daerah kecamatan pinggiran.
Kepala Satpol PP Wonogiri, Waluyo mengatakan, khusus pengawasan di daerah-daerah dilakukan oleh Forkompincam dan Satgas masing-masing. Mengingat setiap daerah pasti ada tempat-tempat yang jadi tujuan masyarakat belanja kebutuhan lebaran.
“Tempat-tempat itu juga berpotensi menimbulkan kerumunan,” jelas dia, Senin (10/5/2021).
Operasi penegakan prokes, ujar dia, dilakukan tidak hanya sampai hari raya. Tapi mulai 6-17 Mei. Setiap pagi pihaknya mengagendakan apel kemudian pada siang, sore dan malam melakukan operasi.
“Ini sebagai upaya pemerintah guna mencegah terjadinya kerumunan. Karena, jelang lebaran ini ada potensi kerumunan di sejumlah lokasi, terutama pusat perbelanjaan. Maka tempat itu harus diawasi betul setiap hari,” terang dia.
Setidaknya di Wonogiri Kota ada dua pusat perbelanjaan yang berpotensi menimbulkan kerumunan massa. Maka, pihaknya lebih ketat melakukan pengawasan. Meski sangat ramai, namun kondisi itu masih dapat dikendalikan. Sehingga tidak melanggar protokol kesehatan.
“Untuk Pasar Wonogiri tidak begitu ramai pengunjung. Kalau di toserba paling ramai diserbu pengunjung stand pakaian, makanan dan kebutuhan lebaran,” ujar Waluyo.
Agar pengawasan tidak kendor, maka pihaknya bekerjasama dengan pemilik toserba agar pengawasannya lebih efektif. Waluyo menyebut dalam penertiban prokes itu juga menggandeng tim gabungan. Aris