SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM -Anakan sapi jenis limosin yang lahir dengan kondisi hanya tiga kaki milik Suwarno (60) warga Kerisan RT 2/4, Desa Tangkil, Kecamatan Sragen, menjadi buruan warga.
Tak hanya sekadar melihat karena penasaran, sebagian pecinta sapi juga kepincut untuk membelinya. Meski lahir tak sempurna, sapi yang diberi nama Jonet oleh pemiliknya itu diburu karena kelangkaannya.
“Iya sudah ada tiga orang yang datang mau beli. Satu orang dari Sine, yang dua orang dekat sini juga. Katanya langka, jadi pingin membeli,” papar Suwarno didampingi sang istri, Sunarsi (52) kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , di rumahnya Sabtu (1/5/2021).
Namun Suwarno mengatakan tiga orang peminat itu memang belum sempat menawar harga. Karena dirinya sudah duluan menyergah bahwa Si Jonet tidak akan dijual tapi akan dirawat sendiri.
Menurutnya, anakan sapi berbulu merah gelap itu akan tetap dirawat sampai besar.
Ia mengaku tak tega melepaskan sapi itu jika sampai dirawat orang lain karena kondisinya memang tidak sesempurna sapi lazimnya.
Bahkan saking sayangnya, sejak lahir Sabtu (24/4/2021) lalu, hingga sepekan berjalan, Suwarno rela pindah tidur di dekat kandang sapi hanya demi menjaga Si Jonet.
“Kasihan Mas. Akan saya rawat sendiri. Dia ini malah melebihi bayi. Saya tiap malam tidur di dekat sini, kasurnya saya bawa ke belakang kandang. Kalau dia sewaktu-waktu haus mau minum susu, bisa tau. Dia minumnya kuat, tiap dua jam harus ngemiki (nyusu),” urainya.
Suwarno menuturkan anak sapi ajaibnya itu adalah anakan pertama dari induk sapi miliknya. Dari awal sebenarnya tidak ada kejanggalan saat kebuntingan.
Baru saat masa kelahiran, ternyata ada kendala kesulitan lahir. Sampai ia mendatangkan tiga mantri hewan yang membantu kelahiran Si Jonet.
“Lahirnya terpaksa dirogoh dan ditarik pakai tangan karena susah keluar. Pas di dalam, Pak Mantri sudah bilang kakinya cuma satu. Saya ya nggak papa yang penting bisa lahir. Alhamdulillah meski kakinya cuma tiga, lahirnya selamat dan sampai sekarang sehat,” tuturnya.
Karena kondisi kakinya tak bisa menopang sempurna, sementara untuk kebutuhan susu Si Jonet terpaksa disusui pakai dot atau kempong bayi.
Susunya diambilkan dari perasan susu induknya ditambah susu formula khusus anak sapi yang dibeli dari toko.
Sang istri, Sunarsi menuturkan meski dua jam sekali harus membuatkan susu, ia mengaku tak masalah dan tetap senang merawat Jonet.
Setiap dua hari sekali, Jonet menghabiskan satu bungkus susu formula seharga Rp 16.000. Menurut Sekdes Tangkil itu, ia kini lebih memang banyak meluangkan waktu untuk mengurus Jonet karena memiliki perangai hampir seperti bayi.
“Malah lebih riwin ini daripada bayi. Kalau dia sudah haus, lihat saya langsung mendekat. Apalagi kalau lihat orang bawa dot langsung disambut seperti tahu mau memberi minum untuknya. Tapi kalau sudah minum kenyang, dia langsung tidur pulas. Sengaja saya kasih susu Didot karena kasihan kalau dibiarkan nyusu ke induknya takutnya keinjak karena kadang jalannya nggak sempurna,” tutur Sunarsi. Wardoyo