JOGLOSEMARNEWS.COM Nasional Jogja

Warga Tolak Pemakaman Jenazah Covid-19 dengan Ikuti Prokes, Bupati Bakal Paksa Warga Ikuti Tracing

ilustrasi covid-19 / pixabay
   

BANTUL, JOGLOSEMARNEWS.COM Pemakaman pasien Covid-19 yang dimakamkan tidak sesuai dengan protokol kesehatan di Bantul sangat disayangkan oleh Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih.

Padahal menurut Bupati, pasien Covid-19 seharusnya dimakamkan dengan protokol kesehatan.

Dengan adanya kasus tersebut, pihaknya telah meminta Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul untuk melakukan tracing.

Sasaran tracing adalah warga yang mengikuti pemakaman tanpa mau menerapkan protokol kesehatan.

“Penolakan itu kan tidak beralasan. Diperlukan edukasi dan penyadaran masyarakat, tidak boleh main-main dengan Covid-19 ini. Yang ikut itu (pemakaman) kan tidak pakai masker, tidak pakai APD,” katanya, Rabu (2/6/2021).

Menurut informasi yang ia terima, petugas menghadapi kesulitan saat melakukan tracing.

Baca Juga :  Pura-pura Cari Tempat Laundry, Perempuan Asal Jabar Ini Curi Uang Rp 81 Juta di Bantul

Pasalnya, ada warga yang menolak tracing karena akan melakukan rapid tes antigen sendiri tanpa melalui pemerintah.

“Padahal kan tenaga kesehatan itu untuk swab PCR. Inilah kesulitan pemerintah, sebagian masyarakat kurang kesadaran pentingnya penerapan prokes Covid-19,” sambungnya.

Pihaknya pun akan melakukan langkah-langkah persuasif untuk mengedukasi masyarakat terkait pentingnya protokol kesehatan.

Namun jika masih terjadi penolakan tracing, pihaknya akan melakukan langkah tegas.

“Kita akan terus melakukan edukasi, kalau tidak memadai, akan dilakukan lebih tegas, langkah pemaksaan demi kesehatan semuanya. Kami akan libatkan intensif Polres Bantul dan Kodim Bantul, untuk terjun dan melakukan langkah lebih tegas,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Agus Budi Raharja mengungkapkan dengan adanya penolakan tersebut, pihaknya akan mengupayakan cara lain agar warga yang masuk dalam kategori kontak erat mau melakukan swab PCR.

Baca Juga :  Ulat Bulu “Serbu” Kawasan YIA Kulonprogo, Ternyata Ini Sebabnya

“Ada yang nggih tapi ra kepanggih (mengiyakan tapi tidak datang ke puskemas). Untuk yang tracing (Mayongan) ada sekitar 30an, tetapi yang datang cuma enam. Makanya nanti kami upayakan lagi pendekatan. Untuk yang Lopati masih kami cari (warga kontak erat),” ungkapnya.

Ia menambahkan dalam upaya tracing pihaknya akan menggandeng Babinsa dan Babinkamtibmas, agar kendala non teknis bisa diatasi.

“Kalau nanti hanya petugas kesehatan saja, tidak bisa, nanti masalah non teknis tidak teratasi. Sehingga kami nanti akan bersama dengan Babinsa dan Babinkamtibmas,” tambahnya.

www.tribunnews.com

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com