Beranda Umum Nasional Hasil Penelitian: Sudah Terjadi Transmisi Lokal Covid-19 Varian Delta di Kudus

Hasil Penelitian: Sudah Terjadi Transmisi Lokal Covid-19 Varian Delta di Kudus

Ilustrasi grafik kasus Covid-19. Pixabay

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Bukan hanya sudah muncul di Kudus sebagaimana disinyalir sebelumnya. Namun, Covid-19 varian delta telah merambah sebagai transmisi lokal di wilayah tersebut.

Demikian hasil penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM) baru-baru ini.

Penelitian Whole Genome Sequencing (WGS) rujukan dari Balitbangkes itu dilakukan menyusul terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Kudus, Jawa Tengah setelah libur Idul Fitri.

UGM ditunjuk karena lokasinya dekat dengan Kudus dan memiliki kapasitas untuk melakukan uji WGS.

“Dari 70 spesimen yang diuji, 37 sampel dikirim ke UGM sementara sisanya dikirim ke Salatiga. Dari total 37 sampel, 34 sampel telah keluar hasilnya dan yang tidak keluar hasilnya ada 3,” ujar Ketua Tim Peneliti WGS SARS-CoV-2, FK-KMK UGM, Gunadi seperti dikutip dari laman resmi Kemenkes, Selasa (15/6/2021).

Dalam penelitian tersebut ditemukan 28 dari 34 atau sekitar 82 persen merupakan varian Delta (B.1.617) dari Covid-19.

“Varian Delta ini terbukti meningkat setelah adanya transmisi antarmanusia. Dan sudah terbukti di populasi di India dan di Kudus. Hal tersebut juga memperkuat hipotesis para peneliti bahwa peningkatan kasus di Kudus tersebut adalah karena adanya varian Delta,” ujar Gunadi.

Penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti FK-KMK UGM itu dilakukan selama satu minggu dengan metode berupa penerimaan viral transfer material (VTM) yang diekstraksi secepatnya oleh tim untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, khususnya dalam mengetahui sejauh mana varian Delta bertransmisi di Kudus.

Baca Juga :  Kemenaker Tengah Mengkaji Kewajiban Sritex Terhadap Karyawannya, Jika Sampai Terjadi PHK

Menurut Gunadi, faktor utama yang menyebabkan terjadinya lonjakan kasus karena adanya interaksi sosial yang masif dan pelanggaran protokol kesehatan saat libur Idul Fitri.

Hal ini diperburuk dengan adanya varian virus baru yang lebih cepat penyebarannya.

“Makin tinggi interaksi sosial yang terjadi, maka peluang terjadinya lonjakan kasus makin tinggi. Hipotesisnya adalah varian Delta sudah bertransmisi secara lokal di daerah Kudus karena masif. Bukan tidak mungkin transmisi lokal varian Delta sudah terjadi di daerah lain di Indonesia, hanya kita belum mendeteksi saja,” ujar Gunadi.

Gunadi menyarankan kepada masyarakat agar memperketat kembali protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, ditambah menghindari kerumunan dan mengurangi perjalanan yang tidak perlu.

“Karena interaksi sosial yang tinggi ditambah tidak disiplin menjalankan protokol kesehatan meningkatkan transmisi virus sehingga mendorong lonjakan kasus,” ujarnya.

Berdasarkan data Kemenkes per 13 Juni yang diperoleh Tempo, sudah ditemukan 104 kasus varian delta di lima provinsi, 75 kasus di antaranya terdeteksi di Kudus, Brebes, dan Cilacap.

Gunadi menambahkan hipotesanya dengan penelitian terbaru dari The Lancet, yaitu varian Delta berhubungan dengan usia pasien. Semakin tua pasien Covid-19, ujar dia, maka varian Delta ini akan memperburuk kekebalan tubuh pasien tersebut

Baca Juga :  Baru Satu Bulan Sejak Dilantik, Wapres Gibran Sudah 4 Kali Tinjau Uji Coba Program Makan Bergizi Gratis, Kini Giliran SDN 15 Slipi

Lebih buruk lagi, masih dari The Lancet, diketahui varian Delta ini bisa menginfeksi kembali pasien Covid-19 dan makin memperlemah kekebalan tubuh pasien.

Padahal seharusnya apabila sudah terinfeksi Covid-19 pasien mendapatkan antibodi secara alami. Kemudian varian Delta ini bisa menurunkan kekebalan tubuh seseorang dengan usia yang lebih tua meskipun sudah divaksinasi dua dosis.

“Dalam hal ini bisa dikatakan pemerintah sudah tepat menyasar target vaksinasi bagi golongan lanjut usia karena mereka kelompok yang rentan apabila tertular varian Covid-19 Delta,” tutur Gunadi.

www.tempo.co