YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Gara-gara menerapkan tarif terlalu murah di bidang jasa angkutan, dan dianggap merusak harga, pria berinisial A di Sleman ini harus kehilangan 6 giginya dan uang Rp 500.000 di dompetnya.
Pelaku berisinsial BSC (35) yang gelap mata, kini menjadi tahanan di Polres Sleman dan berstatus sebagai tersangka.
Kanit Jatanras Satreskrim Polres Sleman Ipda Leonard Vanangian Hutajuju, Selasa (15/6/2021) menjelaskan awal mula terjadinya peristiwa itu.
Semula, korban yang sehari-hari mangkal di Jalan Kaliurang, Kecamatan Ngaglik, Sleman mendapat telepon dari BSC.
Saat itu pelaku berpura-pura untuk memesan jasa angkut. Merasa mendapat orderan, korban pun mendatangi rumah BSC.
Sesampainya di rumah BSC, korban disuguhi minuman yang telah dicampur daun terompet. Ramuan itu pun kemudian bereaksi usai korban meminum pada saat itu. Tak berselang lama korban lalu tak sadarkan diri.
Saat tak sadarkan diri, pelaku membawa korban menggunakan mobil milik korban ke tempat yang sepi.
“Korban pingsan dan begitu sadar sudah berada di dalam mobil dengan keadaan tangan diikat dan terluka. Kejadian itu 25 Mei kemarin. Kami amankan saat itu juga ” jelasnya, saat jumpa pers Selasa (15/6/2021).
Leonard mengatakan, ketika korban sadar, pelaku kemudian menganiaya menggunakan tangan kosong. Kemudian pelaku melihat ada sebilah perkakas berbentuk L dan memukulkan perkakas tersebut ke mulut korban.
“Dipukuli tangan kosong dan pakai perkakas. Akibatnya kondisi korban enam giginya rontok,” terang dia.
Seusai melakukan penganiayaan tersebut, pelaku kemudian kabur meninggalkan korban begitu saja tanpa membawa mobil pikap milik korban.
“Pikap milik korban tidak dibawa. Pelaku hanya membawa uang milik korban sebesar Rp 500.000,” ungkapnya.
BSC mengaku tindakan itu dilakukan karena dirinya merasa kesal kepada korban. Pasalnya, korban selama ini memasang tarif jasa angkut terlalu murah yakni Rp 40.000 hingga Rp 50.000 sekali angkut.
Sementara harga yang dipatok pelaku mencapai Rp 80.000 sekali angkut. Dari persoalan tersebut, pelaku merasa kehilangan pelanggan karena korban dinilai merusak harga pasaran.