JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Waspada Klaster Keluarga di Sragen Terus Merebak, Ternyata Salah Satu Pemicunya Makan Bareng di Rumah. Kok Bisa, Ini Penjelasan Kepala DKK!

Sejumlah warga positif covid-19 yang menjalani isolasi di Technopark Sragen saat kunjungan Gubernur Jateng, Sabtu (12/6/2021). Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Lonjakan kasus covid-19 di Sragen terus menunjukkan ledakan sporadis. Jumat (25/6/2021), penambahan kasus positif di Bumi Sukowati bahkan mencatat rekor tertinggi sepanjang sejarah dengan 202 kasus baru.

Klaster keluarga masih menjadi penyumbang tertinggi lonjakan kasus baru di Sragen.

Kepala DKK Sragen, Hargiyanto mengatakan penyebaran covid-19 klaster keluarga memang masih dominan menyumbang angka terbanyak dari kasus yang ada saat ini.

Menurutnya, seringnya berinteraksi antar anggota keluarga menjadikan penyebaran covid-19 di klaster keluarga cukup tinggi.

Selain itu, kebiasaan lepas masker dan berinteraksi di dalam lingkungan rumah atau keluarga juga membuat potensi penularan sangat cepat.

“Kadang pas di rumah kan jarang yang maskeran. Kecuali satu ada yang terkonfirmasi, baru lainnya pakai masker. Tapi kalau nggak ada, pasti sudah los. Ini yang agak sulit memberikan penekanan. Makanya kenapa klaster keluarga itu sangat banyak, karena biasanya ketika satu orang kena anggota keluarga lainnya juga kena,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Sabtu (26/6/2021).

Baca Juga :  Jelang Masa Jabatan Berakhir, Bupati Sragen Gelar Halal Bi Halal dan Mohon Maaf di Sumberlawang dan Miri

Hargiyanto menyampaikan kadang ada anggapan memakai masker di rumah itu dianggap lucu. Padahal itu sebenarnya baik untuk memproteksi diri dan keluarga dari potensi terpapar.

Karenanya untuk mengantisipasi, ke depan budaya memakai masker di rumah semestinya tetap dibiasakan.

“Apalagi orang-orang yang mobilisasinya tinggi. Misal salah satu anggota keluarga mobilitasnya tinggi, kalau orang yang sering keluar biasakan rutin cek antigen,” terangnya.

Kemudian pemicu lainnya adalah kadang sepele. Yakni pas lagi makan bareng di meja makan. Kadang di meja makan duduknya berdekatan dan sambil berbicara juga rentan terjadi penularan apabila ada anggota keluarga yang terpapar.

“Harusnya pas kumpul makan bareng pun kalau makan nggak boleh ngomong. Kalau makan ya makan dulu kalau mau ngomong nanti setelah selesai makan dan tetap pakai masker baru ngomong,” tukasnya.

Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Sragen, Tatag Prabawanto, Jumat (25/6/2021) menyampaikan ledakan sporadis 202 kasus pada kemarin, mayoritas memang disumbang oleh klaster keluarga.

Baca Juga :  Geger di Jembatan Gunung Kemukus Sragen, Warga Menemukan Pria Tanpa Identitas Dalam Kondisi Sakit, Polisi Dibantu Warga Lakukan Evakuasi

Klaster penularan di lingkungan keluarga masih menjadi faktor kasus paling dominan sampai hari ini.

Klaster keluarga masih paling banyak,” tuturnya.

Menurutnya, ledakan 202 kasus itu tersebar di 20 kecamatan. Belum bisa dipastikan apakah tambahan fantastis itu mengindikasikan varian baru atau tidak.

Sebab hasil uji lab terhadap beberapa sampel yang dikirim ke Balitbangkes, hingga kini masih belum keluar.

Meski meledak ratusan, ia memastikan mayoritas pasien positif hari ini dalam kondisi asimptomatis atau tanpa gejala. Mereka akan diisolasi terpusat di Technopark Sragen.

Kapasitas Technopark juga dipastikan masih bisa menampung lantaran saat bersamaan, hari ini ada 40 pasien positif yang berhasil sembuh dan meninggalkan Technopark.

Selain itu, hari ini tadi, kapasitas Technopark juga sudah ditambah menjadi 500 bed atau tempat tidur.

“Kapasitas Technopark masih memadai. Karena hari ini ditambah jadi sekitar 500 bed. Yang pulang karena sudah sembuh hari ini sekitar 40 pasien,” terangnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com