SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Lonjakan kasus covid-19 dan kematian pasien terpapar, turut melambungkan permintaan peti jenazah. Tak hanya toko penjual peti dan perangkat pemakaman, perajin peti pun juga sampai kewalahan melayani.
Tingginya permintaan peti jenazah belakangan ini, membuat sejumlah perajin terpaksa harus lembur demi mengejar pesanan.
Bahkan tak sedikit yang jatuh sakit akibat terforsir untuk merampungkan pesanan.
Hal itu diungkapkan Gito (50), pemilik usaha pembuatan peti jenazah asal Dukuh Brumbung RT 12/04, Desa Karangasem, Kecamatan Tanon.
Ditemui di sela aktivitas membuat peti jenazah, Gito mengatakan sudah 2 minggu ini permintaan peti jenazah melonjak drastis. Tak hanya dari Sragen, pesanan juga datang dari luar wilayah.
Tingginya permintaan membuat stok barang tidak mampu memenuhi. Sehingga dirinya sampai kewalahan.
Menurutnya, lonjakan pesanan peti itu salah satunya dikarenakan jumlah masyarakat meninggal dunia terpapar Covid-19 cukup tinggi.
“Pesanan banyak datang baik dari wilayah Sragen maupun di wilayah luar Sragen. Dari Solo, Semarang, Wonogiri, Klaten, Purwodadi semua banyak yang mesan. Ya sejak dua minggu ini,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Rabu (7/7/2021).
Saking mendesak dibutuhkan, sebagian pemesan dari luar kota sampai rela datang menjemput barang. Sebab jika menunggu diantar harus butuh waktu lebih lama.
“Kalau nunggu kami mereka takut telat. Rata- rata ini untuk pasien covid yang meninggal dunia,” terangnya.
Meski mendatangkan banyak pendapatan, banyaknya pesanan itu juga berimbas pada kondisi pekerja. Menurutnya ada beberapa pekerjanya yang terpaksa harus istirahat karena kecapekan dan jatuh sakit.
“Ini ada yang libur 2 orang sakit. Mungkin karena kecapekan soalnya tiap hari lembur hingga malam hari hingga pukul 22:00 WIB,” tandasnya.
Banyaknya pesanan tidak membuat Gito menaikan harga jual. Meskipun persediaan bahan kayu jati yang digunakan semakin hari kian menipis namun ia masih setia dengan harga biasa.
“Kalau harga masih biasa. Yang bahannya kayu jati semua dan harga mulai dari Rp 2 juta. Biasanya kalau komplitan kita lengkapi kapur barus, kapas, parfum, air mineral, roti, sosok, dan lainnya,” ujarnya.
Hal senada disampaikan H Royan pemilik toko penjualan peti jenazah di Sragen. Ia mengatakan sudah dua minggu terakhir permintaan peti jenazah mengalami lonjakan tajam.
Jika biasanya sehari hanya ada satu dua, beberapa hari terakhir permintaan peti jenazah bisa mencapai 10 peti per hari. Menurutnya dari 10an peti itu, 90 persen di antaranya untuk pasien positif covid-19.
“Kami sampai kewalahan. Lonjakannya sudah sekitar dua minggu ini. Hampir 90 persen permintaan itu untuk jenazah pasien covid-19. Yang pasien umum paling hanya satu dua saja,” jelasnya. Wardoyo