SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Keseriusan pemerintah dalam menangani Pandemi Covid-19 melalui berbagai upaya, mulai dari penerapan PPKM hingga percepatan vaksinasi, diharapkan dapat berdampak positif bagi pemulihan ekonomi nasional.
Pemantauan dan evaluasi dinamika di lapangan, baik dari sisi penanganan kasusnya maupun pemulihan ekonomi terus dilakukan demi memberikan respons positif yang optimal.
Demikian antara lain yang diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam webinar bertema Tahun Kebangkitan Emiten di Jakarta (27/7/2021).
Menko Airlangga mengatakan, penguatan permintaan domestik yang tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen pada Juni 2021 yang berada di level 107,4, diharapkan tetap berada di level optimis.
Penguatan tersebut diharapkan dapat direspon oleh produsen dengan menjaga aktivitas produksinya agar tetap berada di level ekspansif, seperti yang tercermin dari Indeks PMI Manufaktur sejak November 2020.
Di tengah pengetatan demi menekan penularan Covid-19, daya beli masyarakat perlu tetap dipertahankan. Karena itu, jelas Airlangga, pemerintah telah melakukan refocusing anggaran Program PEN 2021 menjadi Rp 744,75 triliun.
Pemerintah berupaya mengoptimalkan program Kesehatan dan Perlindungan Sosial dalam menjaga daya beli dan meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat.
Sementara program Insentif Usaha, Dukungan UMKM dan Korporasi, serta Program Prioritas juga akan terus diberikan sebagai bagian dari Program PEN demi menjaga kelangsungan dunia usaha, termasuk emiten yang ada di pasar modal.
“Pemulihan yang tengah berlangsung di sepanjang tahun 2021 ini telah berkontribusi terhadap perbaikan kinerja emiten,” ungkap Menko Airlangga, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.
Surplus neraca perdagangan yang telah berlangsung selama 14 bulan berturut-turut serta defisit transaksi berjalan yang terjaga dengan baik turut memperkuat resiliensi ekonomi Indonesia terhadap pandemi Covid-19.
Sementara pada saat bersamaan, nilai tukar dan IHSG telah membaik dibandingkan awal pandemi tahun 2020, dimana masing-masing berada di level Rp14.493,00/USD dan 6.101 per 25 Juli 2021.
Capaian itu didukung oleh optimisme investor terhadap perekonomian Indonesia, tercermin dari aliran modal asing yang telah kembali masuk sebesar US$1,4 miliar di sepanjang tahun 2021.
Capital inflow di sepanjang tahun 2021 telah memperkuat fundamental pasar saham, dimana kapitalisasi pasar saham tumbuh mencapai Rp 7.172,00 triliun per 21 Juli 2021.
Sebanyak 26 emiten baru telah melakukan IPO di tahun 2021 sehingga turut berkontribusi memperkuat supply pasar saham. Sementara itu, basis investor yang telah tumbuh positif mencapai 5,6 juta investor telah memperkuat demand pasar saham di tengah pandemi Covid-19.
Pasar modal dan pasar saham mempunyai peran penting terhadap pemulihan ekonomi. Optimisme yang terjaga pada seluruh emiten akan memberikan kontribusi positif terhadap prospek ekonomi Indonesia.
“Pemerintah memproyeksikan ekonomi Indonesia akan rebound pada 2021 dengan laju pertumbuhan di kisaran 3,7%-4,5%,” jelas Menko Airlangga.
Selain itu, Pemerintah juga telah memberikan dukungan berupa Program Penempatan Dana dan Penjaminan Kredit untuk mendorong kinerja sektor riil, termasuk emiten di pasar modal.
Diharapkan melalui dua program tersebut, perbankan mampu meningkatkan penyaluran kredit ke sektor riil. Sampai dengan 9 Juli 2021, Bank Himbara, Bank Syariah dan BPD telah menyalurkan kredit sebesar Rp 404,53 triliun.
“Momentum pemulihan ini perlu kita pertahankan bersama. Perbaikan permintaan domestik tentunya akan berperan besar terhadap perbaikan kinerja emiten. Saya yakin dengan penguatan sinergi dan koordinasi yang baik antara Pemerintah dengan seluruh stakeholders hal ini dapat kita capai,” tutup Menko Airlangga. Suhamdani