SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kisah Vino (10) bocah sebatang kara usai kehilangan kedua orangtuanya akibat meninggal terpapar Covid-19 di perantauan kampung Linggang Purworejo, Kabupaten Kutai Barat (Kubar), Kalimantan Timur terus menjadi perbincangan.
Usai menyatakan pingin pulang ke Sragen, kini justru muncul polemik baru. Setelah kepergian kedua orangtuanya, Vino justru jadi rebutan oleh kedua keluarga almarhum orangtuanya.
“Iya, intinya kedua belah pihak baik dari keluarga almarhum bapak dan ibunya memang sama-sama pingin mengasuh. Makanya nanti kita akan lakukan pendekatan dan mediasi,” papar PLT Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sragen, Yuniarti kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Rabu (28/7/2021).
Vino sempat viral dan menjadi sorotan nasional saat kisahnya mencuat lewat pemberitaan. Ia dipergoki tengah menjalani isolasi mandiri seorang diri di rumahnya setelah kepergian kedua orangtuanya yang positif terpapar Covid-19.
Sang ibu, Lina Safitri (31) meninggal dalam kondisi hamil lima bulan pada Senin (19/7/2021). Sementara bapaknya, Kino Raharjo (31) meninggal keesokan harinya, Selasa (20/7/2021).
Diketahui, ayah Vino sehari-hari berjualan pentol keliling di Kutai Barat. Yuniarti mengaku sudah menjalin koordinasi dengan pihak Pemkab dan dinas yang menangani Vino di Kubar.
Yuniarti menguraikan almarhum ibu Vino berasal dari Desa Gringging, Kecamatan Sambungmacan, Sragen. Sedangkan almarhum bapaknya berasal dari Bayanan, Kecamatan Sambirejo.
Dari perkembangan terakhir, kedua keluarga orangtua almarhum Vino memang sama-sama ngotot ingin mengasuh bocah yatim piatu itu.
Akan tetapi, Yuniarti menyampaikan hal itu tidaklah mungkin. Sehingga untuk kepastian pengasuhan, nantinya akan dibicarakan lebih lanjut setelah dilakukan pendekatan ke pihak keluarga.
Ia justru menekankan saat ini yang terpenting adalah bagaimana menyelamatkan masa depan Vino dan kondisi psikisnya.
“Makanya nanti akan kita berikan pengertian dan mediasi. Kita rembug secara kekeluargaan, intinya kami menekan bahwa ini yang dikedepankan adalah kepentingan si anak. Dan harus satu tempat, perkara nanti silahturahmi tetap bisa dilakukan dan kedua keluarga harus tetap sayang. Simbah sini sayang dan simbah sini juga harus sayang tapi nanti harus ditentukan salah satu Memang semua orang pingin ngasuh. Tapi kan ya nggak mungkin,” jelasnya.
Guna memastikan psikisnya, Dinsos juga sudah menyiapkan pendampingan psikolog untuk Vino nantinya setiba di Sragen.
Hal itu dimaksudkan agar kondisi Vino baik secara fisik maupun psikis bisa sehat. Terlebih bocah itu baru saja kehilangan kedua orangtuanya.
“Kami ingin pastikan kondisinya sehat dan psikis terkondisikan dengan baik. Kita juga akan tata setelah kepulangan sampai di sini,” tandasnya. Wardoyo