JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM —Rencana Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan untuk memproduksi dan pengadaan laptop Merah Putih buatan lokal menuai kritikan dari sejumlah pihak. Salah satunya dari mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti.
Susi menilai uang yang dipakai untuk pengadaan laptop mending dialokasikan untuk bantuan langsung tunai di masa pandemi Covid-19 ini sehingga lebih bermanfaat.
“Berikan uangnya untuk bantuan langsung tunai. Perbolehkan mereka memilih apa yang dibutuhkan hari ini dan membeli yang mereka perlukan kali ini,” ujarnya dalam Twitter resminya, @susipudjiastuti, Sabtu, 23 Juli 2021.
Susi mempertanyakan sikap pemerintah terhadap penyerapan anggaran yang dialokasikan untuk produk tertentu. Padahal di masa wabah virus corona, masyarakat lebih membutuhkan obat-obatan, fasilitas kesehatan, serta makanan.
Menteri Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya mengungkapkan rencana Indonesia memproduksi Laptop Merah Putih dan tablet Merah Putih. Laptop tersebut dikembangkan konsorsium industri lokal bersama Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, dan Universitas Gadjah Mada.
“Saya kira zamannya Pak Menteri Nadiem elok kalau sudah mulai diluncurkan. Jadi kita bisa dibangun industri sendiri,” ujar Luhut dalam konferensi pers pada Kamis, 22 Juli 2021.
Luhut mengatakan pemerintah tengah berupaya membangkitkan industri TIK dalam negeri melalui berbagai program, termasuk penyediaan akses pasar, penyerapan produksi dalam negeri untuk barang dan jasa pemerintah, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, hingga permodalan.
Saat ini, Luhut menyebut pemerintah menyediakan sertifikasi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) gratis bagi produk yang memiliki proyeksi komponen lokal di atas 25 persen. Laptop ini akan digunakan untuk instansi pemerintahan, seperti sektor pendidikan, hingga kantor pemerintah daerah.
Pemerintah mengalokasikan dana Rp 17 triliun untuk penggunaan produk TIK dalam negeri pada bidang pendidikan melalui pengadaan barang lokal hingga 2024. Luhut mengatakan pemerintah telah memetakan kebutuhan produk TIK tersebut, termasuk untuk laptop.
Pada 2021, total kebutuhan Kemendikbud Riset dan pemerintah daerah untuk pengadaan laptop sebesar Rp 3,7 triliun. Dana ini akan dipakai membeli laptop 431.730 unit. Sebanyak 189.165 unit laptop atau Rp 1,3 triliun di antaranya diadakan melalui APBN, sedangkan 242.565 unit laptop atau Rp 2,4 triliun menggunakan dana alokasi khusus fisik pendidikan.(ASA)