
SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM โ Siapa tak kenal Tri Rismaharini. Sosok mantan Walikota Surabaya itu yang kini menduduki jabatan Menteri Sosial (Mensos) itu memang kerap menghiasi pemberitaan.
Sejak dua periode memimpin Surabaya, Bu Risma, sapaan akrabnya, memang selalu menjadi magnet pemberitaan karena gaya tanpa tedheng aling-aling ketika menemukan pegawai atau siapapun yang berkinerja tak beres.
Termasuk saat membedah persoalan ngendonnya ribuan bantuan program keluarga harapan (PKH) dan bantuan pangan non tunai (BPNT) di Sragen, Jumat (20/8/2021).
Risma juga menyemprot petugas pendamping PKH hingga pimpinan BNI Sragen, Wonogiri dan Solo yang dianggap klemar-klemer sehingga ribuan jatah PKH masih belum tercairkan.
Tak hanya marah dan meminta segera berbenah, Risma juga sempat menyampaikan curhatannya. Banyaknya persoalan di kementerian sosial, membuat banyak energi dan pikirannya terkuras.
Saking kerasnya, ia mengaku sampai mengalami penurunan berat badan. Bahkan ukuran bajunya menyusut dari super large menjadi medium semenjak menjabat Mensos.
โKalau ada perintah, saya mesti sampai enggak tidur. Jam 01.00 WIB malam saya pantau terus agar semua bisa tersalurkan sesuai haknya. Saya nungguin sendiri itu Pak. Mosok baju saya XL, 7 bulan langsung jadi M. Bener Pak,โ ujarnya.
Dari pantauan JOGLOSEMARNEWS.COM , penampilan Bu Risma memang berubah drastis dan jauh berbeda dengan semasa menjabat Walikota Surabaya.
Risma yang sebelumnya terlibat segar dan berbadan tambun, kini tampak lebih kurus.
Risma menyampaikan totalitas terhadap tugas yang dilakukannya bukan tanpa alasan. Ia berfikir bahwa amanah menyalurkan bantuan apalagi untuk warga tidak mampu, adalah tugas besar yang tanggungjawabnya tidak hanya di dunia.
Akan tetapi pertanggungjawaban itu juga akan sampai di akhirat. Ia pun selalu menggambarkan kepada petugas atau pimpinan Bank, agar sebisa mungkin bantuan untuk warga tidak mampu secepatnya disalurkan.
โTanggungjawabnya nggak hanya di dunia tapi di akhirat juga lho Pak. Ayo, ya Pak BNI tolong ya pak. Serius ini. Ayo hari ini diselesaikan Pak. Nanti bapak bilang iya tapi ternyata besok, besoknya lagi, September diblokir Pak. Bisa nggak pak,โ tanyanya ke para pimpinan BNI Sragen, Solo dan Wonogiri yang hadir di rakor tersebut.
Risma juga menyampaikan, jika memang tak sanggup, dirinya siap membantu. Lantas ia menyebut dirinya memang keras terhadap tugas.
Menurutnya jika tidak begitu maka tidak akan bisa masuk surga. Karenanya ia mengingatkan agar semua jika bekerja sebisa mungkin tuntas dan paripurna.
โKalau kerja paripurna gitu lho Pak. Tuntas ya. Mereka (warga penerima) nggak punya, tapi dekat dengan malaikat. Kalau cuma mbagi aja (KPS), dua hari saja kelar. Kalau nggak saya bantu nanti,โ katanya.
Mendengar amarah Risma, semua pimpinan BNI dan pejabat yang hadir terdiam. Mereka kemudian sibuk mengkroscek data dan berupaya menyelesaikan persoalan data dan problem pencairan.
Dalam kunker tersebut, Risma memang menjadikan agenda itu sekaligus untuk rapat koordinasi terkait penyaluran bansos di wilayah Sragen, Wonogiri dan Solo uang masih menyisakan ribuan PKH belum cair.
Dari rapat penuh semprotan itu, Risma mengklaim sudah ada kesanggupan para pihak untuk menyelesaikan problem ribuan data PKH yang belum mencairkan.
Ia menarget dalam dua tiga hari semua persoalan selesai dan awal pekan depan semua bisa dicairkan kepada warga penerima. Wardoyo