SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pandemi Covid-19 memberikan pengalaman bagi manajemen rumah sakit yang menangani pasien Covid-19.
Salah satunya di RSI Amal Sehat Sragen. Salah satu rumah sakit swasta terbesar di Sragen itu juga pernah mengalami horor ketika kasus covid-19 sedang tinggi-tingginya beberapa pekan lalu.
Cerita itu diungkapkan Direktur Utama RSI Amal Sehat Sragen, Dr Iman Fadli, Kamis (12/8/2021). Ia mengatakan saat ini kasus Covid-19 memang sudah melandai.
Saat ini kondisi bangsal Covid-19 juga relatif lengang. Aliran pasien positif dengan gejala yang dirawat juga makin berkurang.
Hal itu jauh berbeda ketika beberapa pekan lalu saat kasus Covid-19 tengah meroket tinggi. Selama ini tingkat kematian pasien Covid-19 di RSI Amal Sehat di kisaran angka 11 persen.
“Sehari pernah pas tinggi-tingginya kasus kemarin yang meninggal bisa sampai 5 pasien sehari. Kalau ini kasus sudah menurun dan sudah agak tenang dan di UGD setiap hari sudah nggak muncul lagi,” papar dr Iman kepada JOGLOSEMARNEWS.COM .
Tingginya jumlah pasien yang dirawat, juga berdampak pada kondisi nakes yang ada di rumah sakit. Iman menyampaikan saat kasus tengah tinggi itu, jumlah Nakes yang tertular positif juga meroket.
Ia menyebut sempat ada 26 Nakes di rumah sakitnya yang berbarengan terpapar positif. Kejadian itu terjadi sekitar 3 Minggu lalu.
Mereka terpaksa menjalani isolasi sehingga pelayanan sedikit terpengaruh. Meski demikian, tidak ada nakes yang sampai parah dan semuanya bisa sembuh.
“Sekarang semua sudah baik. Kalau pun ada cuma satu dua nakes yang positif dan setelah isolasi sudah membaik. Kalau pas banyak-banyaknya kasus secara nasional melonjak kemarin, kita juga agak kerepotan,” jelasnya.
Iman menyampaikan rentetan 26 Nakes positif itu ditengarai justru terpapar dari luar. Ia menduga kemungkinan ada nakes yang positif dari luar kemudian menyebar ke internal nakes.
Sebab, nakes yang selama ini menangani bagian isolasi Covid-19 justru sedikit yang terpapar.
“Kalau akhir-akhir ini, kalau enggak salah baru 6 orang nakes saja di bagian yang merawat langsung isolasi pasien isolasi,” jelasnya.
Meski aliran pasien positif mulai menurun, pihak rumah sakit tetap meningkatkan antisipasi. Yakni dengan menambah kapasitas tempat tidur untuk pasien isolasi Covid-19.
Jumlah tempat tidur yang semula 34, saat ini ditambah jadi 44 tempat tidur. Kondisi keterisian saat ini, ada 26 tempat tidur yang terisi dan 8 sisanya kosong.
“Untuk antisipasi saja, takutnya tiba- tiba ada lonjakan lagi. Makanya kita tambah jadi 44 tempat tidur,” tandasnya. Wardoyo