Beranda Daerah Semarang Ganjar Ingatkan Masyarakat Jateng Tak Gelar Pitulasan yang Mengundang Kerumunan

Ganjar Ingatkan Masyarakat Jateng Tak Gelar Pitulasan yang Mengundang Kerumunan

Guernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat memimpin rapat penanganan Covid di kompleks kantor Gubernur Jateng, Senin (2/8/2021). Istimewa

SEMARANG, JOGLOSEMARNEWS.COM — Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta pemkot/pemkab dan masyarakat tidak menggelar acara peringatan HUT ke-76 Kemerdekaan RI yang bisa mengundang kerumunan.

Ganjar tak ingin peringatan kemerdekaan menjadi sarana penyebaran Covid-19 dan memicu klaster baru.

“Ini kan mau 17-an (HUT RI). Maka mau 17-an, awas hati-hati jangan sampai ada perayaan 17-an jadi klaster baru,” ujar Ganjar Pranowo, usai Rapat Penanganan Covid-19 di kantornya di Semarang, Senin (9/8/2021).

Ganjar mengatakan, kegiatan perayaan hari kemerdekaan secara besar-besaran dapat berpotensi menimbulkan klaster baru.

Padahal, di lain sisi, Jawa Tengah tengah berupaya menurunkan kasus Covid-19. Pihaknya tak ingin adanya acara tersebut justru malah menimbulkan kasus baru.

“Karena ada acara ramai-ramai di acara pitulasan (17 Agustus) itu,” tuturnya lebih lanjut.

Oleh karena itu, Ganjar mengingatkan pemerintah kabupaten dan kota untuk menaati hal tersebut. Sejauh ini, kasus Covid-19 di Jateng memang mulai menurun namun belum membaik.

“Kita juga ngingetin Jateng sudah mulai membaik tapi belum baik. Ini harus tetap diwaspadai karena itu juga membutuhkan perhatian semuanya,” tegas Ganjar.

Data Anak Yatim

Suami Atiqoh tersebut juga tak mau tinggal diam dengan adanya dampak Covid-19. Maka, pihaknya meminta pemerintah kabupaten/ kota di Jateng untuk menghitung efek dari Covid.

Baca Juga :  Haryono Raih Penghargaan HPN Jateng 2025 Atas Dedikasi untuk UMKM

Umpamanya, di industri perdagangan seperti berapa industri yang kolaps, dan sisi lain berapa yang justru tumbuh baik.

“Saya minta untuk data semuanya. Kemudian efek-efek yang muncul itu sekarang, treatment yang sudah berjalan apa. Sebenarnya mereka sudah melakukan itu, tapi butuh laporan detail,” ujarnya.

Bahkan yang tak kalah penting adalah, pihaknya meminta data angka kematian dan siapa saja yang meninggal dunia. Termasuk dia menggarisbawahi berapa jumlah anak yang menjadi yatim akibat orang tuanya meninggal karena Covid.

“Termasuk kita minta angka kematian itu. Dari yang meninggal siapa saja. Ada berapa anak yatim yang hari ini butuh pertolongan. Ini penting,” ucapnya.

Selain juga, apakah ada warga yang sampai mengalami stres, serta mereka yang terpaksa mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.

“Semua saya minta untuk menghitung sekarang. Agar ini kalau bisa kita hitung, katakan sampai pertengahan ini atau minggu depan sudah ada datanya, kita akan analisis. Sehingga perencanaan pembangunan kita di 2022, harapan kita akan bisa mengarah kelompok-kelompok ini,” jelasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo mengatakan, pihaknya terus gencar melakukan vaksinasi. Bahkan pada pekan ini, dipastikan jumlah vaksin yang masuk ke Jateng lebih banyak dari pekan sebelumnya.

Baca Juga :  Nasib Pilu Wanita Stroke di Brebes, Dianiaya dengan Sadis oleh Suami dan Anaknya Selama 3 Tahun!

“Pasokan vaksinasi lebih banyak. Saya ucapkan terima kasih kepada Kementerian Kesehatan untuk alokasi di Jawa Tengah. Itu ada vaksin Moderna, tidak hanya dipakai untuk SDM atau nakes, tapi juga untuk masyarakat umum,” kata dia.

Yulianto mengingatkan, yang tak kalah penting perlunya manajemen vaksin. Dalam hal ini harus betul-betul baik karena perlu penyimpanan di suhu -20 derajat celcius, sehingga perlu ada kesiapan rantai dinginnya, mulai dari provinsi sampai kabupaten kota, sampai ke puskesmas maupun ke pusat vaksin yang ada di daerah.
“Harus betul-betul bagus dan standar,” ucapnya. Satria