WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sampai saat ini total kasus kematian akibat COVID-19 di Wonogiri sudah tembus angka 1.000 lebih. Lantas apa artinya ini, apakah bisa dikatakan angka kematian tinggi?.
Berdasarkan informasi resmi di akun Twitter Pemkab Wonogiri, Rabu (25/8/2021), sampai saat ini total kasus positif COVID-19 di Kabupaten Wonogiri mencapai 10.736 buah. Perinciannya adalah 9.257 orang dinyatakan sembuh, 339 kasus aktif. Sementara warga Wonogiri yang meninggal dengan status positif terpapar virus Corona mencapai 1.140 orang.
Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengiyakan soal angka itu. Dia juga menyebut angka kematian memang tinggi.
Hanya saja pasien yang meninggal kebanyakan bukan dari warga Wonogiri yang berdomisili di Kota Mete. Melainkan mereka yang tinggal di luar Wonogiri, hanya saja masih ber-KTP Wonogiri.
“Kasus kematian COVID-19 tinggi sebagian besar dari warga ber-KTP Wonogiri yang meninggal di luar daerah,” sebut dia baru-baru ini.
Pihaknya menjelaskan saat ini sistem penghitungan penambahan kasus positif dan kasus meninggal berbasis nomor induk kependudukan (NIK). Sementara sebelumnya penghitungan penambahan kasus positif dan meninggal berbasis domisili.
“Misalnya ada warga meninggal di Wonogiri, namun karena NIK masih Wonogiri maka data kasus meninggal masuk ke Wonogiri,” ungkap dia.
Sementara dalam perpanjangan PPKM kali kesekian ini, ada fakta bahwa Kabupaten Wonogiri masuk ke dalam daerah kategori level 4. Demikian juga dengan enam kabupaten/kota yang ada di eks karesidenan Surakarta.
Masuknya Kota Gaplek ke dalam level 4 menjadi pertanyaan di tengah masyarakat. Mengingat jika dilihat dari angka kasus Corona yang terus menurun.
Selain itu bed occupancy rate (BOR) alias keterisian tempat tidur pasien COVID-19 di rumah sakit juga sudah turun banyak. Mestinya, Wonogiri sudah masuk level 3.
Lantas pertanyaannya kenapa Wonogiri masuk level 4. Apakah ada beda data antara daerah dan pusat atau ada faktor lainnya?.
Jika pertanyaan ini disampaikan ke Bupati Wonogiri Joko Sutopo maka jawaban ini yang didapat.
Bupati yang akrab disapa Jekek ini menerangkan memang iya kasus sudah turun. Pun dengan BOR RS rujukan pasien COVID-19 juga turun.
Bupati juga menegaskan bahwa saat ini Wonogiri masuk dalam level 4. Bersamaan dengan enam daerah lainnya di eks Karesidenan Surakarta.
“Memang kasus sudah melandai, BOR juga turun. Tapi kita masih di level 4,” jelas Bupati baru-baru ini.
Pihaknya menerangkan, penentuan level dilakukan berdasarkan kondisi aglomerasi. Yakni penggabungan kabupaten dan kota sekitarnya. Lantaran itu semua daerah di eks Karesidenan Surakarta masih masuk ke dalam level 4.
“Kami tidak mempersoalkan masuk level 4 atau zona merah. Karena berdasarkan hasil gabungan dari daerah lain di Surakarta. Semangat positifnya adalah wilayah-wilayah yang digabungkan dalam aglomerasi itu berupaya secara kolektif untuk saling berkontribusi menurunkan level PPKM dari empat menjadi tiga hingga level dua,” beber Jekek.
Mengacu pada laporan harian COVID-19, angka penularan dan jumlah kasus kematian di Wonogiri menurun banyak. Warga yang dirawat di fasilitas isolasi terpusat atau terpadu (Isoter) juga berkurang.
“Kalau berdasarkan riilnya Wonogiri masuk zona tiga,” tandas Jekek.
Informasi yang diperoleh, ada total 369 tempat isolasi perawatan yang dimiliki di seluruh rumah sakit rujukan. Dari jumlah itu hanya terisi 99 atau 27,35 persen. Aris
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.















