
BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali, Darmanto menyatakan, Boyolali belum bisa menggelar pembelajaran tatap muka (PTM). Pasalnya, Boyolali masih masuk PPKM level 4.
“Meski data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, skor Indeks Kesehatan Masyarakat (IKM) 2,55 atau berada dizona risiko rendah. Namun aglomerasi Boyolali masih masuk PPKM level 4,” katanya, Senin (30/8/2021).
Diakui, sebenarnya pihaknya berharap bisa segera menggelar PTM. Pasalnya, pembelajaran jarak jauh (PJJ) menimbulkan kekhawatiran learning lost. Hampir dua tahun PJJ berjalan, sedangkan tidak semua daerah terfasilitasi internet.
“Memang dari masyarakat, murid, orangtua sampai Kementerian sudah satu pemahaman, jika ini terus menerus tidak PTM, berbahaya pada generasi.”
Apalagi sebenarnya mayoritas desa di Boyolali berada dizona hijau. Tinggal dua desa di Kecamatan Nogosari yang berada dizona merah. Sedangkan secara aglomerasi, Boyolali masuk PPKM level 4. Sehingga PTM belum bisa dilakukan.
“Kemendikbud sudah mengizinkan PTM bagi daerah yang berada dilevel 1,2 dan 3, sedangkan level 4 tetap PJJ. Karena Boyolali masuk PPKM level 4, ya tetap PJJ.”
Pihaknya tetap menekankan pada kehati-hatian agar potensi paparan bisa diminimalisir. Sehingga PTM bisa segera digelar. Sedangkan standar operasional prosedur (SOP) PTM masih mengacu pada aturan sebelumnya.
“Sepertii guru wajib divaksin, berada dizona hijau, sarana prasarana (Sarpras) protokol kesehatan (Prokes) covid-19 dan lainnya.”
Terpisah, Plt Dinkes Boyolali Insan Dwi Asmono mengatakan angka paparan di Boyolali terus melandai. Tercatat pada 30 Agutus hanya 11 kasus tambahan terkonfirmasi positif covid-19. Sedangkan kasus aktif tercatat 438 kasus.
“Rinciannya, 156 pasien dirawat, 200 pasien isolasi mandiri dan 82 pasien menjalani isolasi terpusat. Skor IKM Boyolali 2,55 dan masuk zona risiko sedang.
Boyolali sebanarnya masuk kriteria level 1. Dihitung dari kasus konfirmasi baru per 100.000 penduduk minggu ini, positif rate di Boyolali hanya 10 persen, rasio kontak erat sebanyak 2 kasus, dan bed occupancy rate (BOR) turun menjadi 36 persen. Waskita
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.















