Beranda Umum Nasional Smart Farming Tingkatkan  Produksi Pertanian Secara Signifikan

Smart Farming Tingkatkan  Produksi Pertanian Secara Signifikan

Airlangga
Airlangga Hartarto / Istimewa

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, smart farming dapat meningkatkan produksi pertanian secara signifikan, baik dari segi produktivitas maupun keberlanjutan.

Hal tersebut menurut Menko Airlangga, merupakan bagian dari upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Sebagaimana diketahui, sektor pertanian memiliki peran penting dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia.

Sebgai contoh, pada tahun 2020, sektor ini  menyumbang PDB sebesar 13,70%, terbesar kedua setelah sektor manufaktur.

Airlaangga menegaskan, sektor pertanian merupakan salah satu yang paling tangguh di masa pandemi, di mana  sektor pertanian masih tetap tumbuh positif sebesar 0,38% (yoy) pada kuartal II-2021.

Komoditas kelapa termasuk dalam sektor pertanian yang menjadi salah satu komoditas ekspor yang penting pada tanaman perkebunan.

“Kelapa harus masuk dalam rantai nilai global untuk mendapatkan nilai komoditas yang optimal dalam perdagangan internasional,” ujar Menko Airlangga Hartarto dalam acara 49th International Cocotech Conference and Exhibition, Senin (30/8/2021).

Menurut Airlangga, smart farming pun dapat diterapkan pada tanaman kelapa. Misalnya untuk pengecekan kesehatan tanah, irigasi mikro, diversifikasi tanaman/agroforestry, palm climbing machine, robotic palm harvestors, neera harvestors, red palm weevil detector dan  air blast sprayer.

Baca Juga :  Perempuan Tak Terwakili di Unsur Pimpinan KPK, Alexander: Kalau Mau Lewat Kampanye Antikorupsi Saja

Dapat pula untuk surveillance plant condition using image analysis/machine learning, pathogen detection dan automation in coconut tissue culture.

“Teknologi inovatif untuk pengembangan kelapa berkelanjutan adalah hilirisasi produk kelapa seperti minyak kelapa, minyak kelapa murni, dan fitonutrien yang memiliki nilai tambah produk yang tinggi,” tutur Menko Airlangga seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.

Selain itu, produk kelapa juga beragam seperti air kelapa, santan, nata de coco, kelapa kering, gula kelapa, bricket, karbon aktif, serat sabut kelapa, coco peat, dan lainnya.

Sementara dari segi lingkungan, lanjut Menko Airlangga, aspek ramah lingkungan dari buah kelapa merupakan kapasitasnya dalam menyerap karbon sekitar 5,6 ton CO2/ha per tahun dan penerapan agroforestri kelapa.

Ia barharap negara-negara anggota International Coconut Community (ICC) dapat terus mendukung pembangunan kelapa berkelanjutan di negaranya masing-masing, mengingat kontribusi kelapa yang besar tidak hanya dari aspek ekonomi, tetapi juga dari aspek sosial dan lingkungan.

Hal itu, menurut Menko Airlangga, sangat penting karena lebih dari 95% kepemilikan kelapa merupakan petani kecil yang keberadaannya perlu diperhatikan.

Baca Juga :  Kemenaker Tengah Mengkaji Kewajiban Sritex Terhadap Karyawannya, Jika Sampai Terjadi PHK

Menko Airlangga menegaskan, Pemerintah Indonesia juga akan terus mendukung sektor kelapa dan sekretariat ICC yang ada di Indonesia.

“Saya berharap konferensi dan pameran ini dapat menginspirasi semua negara penghasil kelapa untuk mendapatkan nilai tambah yang lebih tinggi dari hilirisasi industri kelapa dan meningkatkan produktivitas dengan menggunakan teknologi,” pungkas Menko Airlangga. Suhamdani