KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Di tengah merebaknya pandemi Covid-19, diam-diam terdapat berbagai penyakit lain yang juga mengancam kesehatan, salah satunya adalah leptospirosis.
Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar mencatat adanya 6 kasus leptospirosis di Kabupaten Karanganyar dari awal tahun hingga pekan ke-27 atau Juni 2021.
Penyakit leptospirosis itu disebabkan oleh urin tikus yang terkena bakteri leptospira interrogans setelah masuk ke dalam tubuh manusia.
Proses penyebarannya melalui urin tikus yang masuk ke dalam tubuh melalui luka, atau pun gigitan tikus.
Kasus warga Karanganyar yang terpapar leptospirosis berada di Kecamatan Gondangrejo, Kebakkramat, Jaten, Tasikmadu dan Colomadu.
Dari 6 kasus, 2 warga asal Jaten telah meninggal dunia akibat penyakit berbahaya itu.
Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) DKK Karanganyar, Sri Winarno menjelaskan bahwa dinas sudah melakukan tindak lanjut atas temuan kasus leptospirosis tersebut.
Langkah yang diambil di antaranya Penyelidikan Epidemiologi (PE) serta intervensi sanitasi atau kebersihan lingkungan.
“Kebanyakan itu berasal dari tikus yang terinfeksi bakteri leptospira. Kalau pengelolaan sampah tidak baik, tikus terkadang masuk ke rumah dan kencing di mana-mana. Di lantai, di meja. Kalau itu terkena luka bisa berpotensi terinfeksi,” terang Winarno seperti dilansir dari Tribunnews, Minggu (1/8/2021)
“PE dilakukan untuk mengetahui faktor resiko di lingkungan sekitar, juga mengetahui masyarakat sekitar yang memiliki gejala klinik sama dengan penderita leptospirosis. Kalau ada yang gejala klinis, dilakukan intervensi melalui pemberian obat dan pemantauan,” sambungnya.
Petugas sanitarian di setiap puskesmas berusaha dikerahkan untuk mengintervensi kondisi kebersihan lingkungan warga. Namun langkah ini mengalami kendala. Pengoptimalan belum berjalan sepenuhnya karena kondisi pandemi Covid-19.
Winarno menyampaikan bahwa DKK Karanganyar juga terus memantau pengelolaan sanitasi di tempat tinggal penderita leptospirosis.
Untuk mencegah kasus kematian akibat leptospirosis, masyarakat dihimbau untuk mengetahui gejala awalnya.
“Biasanya demam, mata kuning. Gejala khas itu nyeri di betis. Kalau masyarakat memiliki gejala itu segera berobat ke dokter,” tegas Winarno.
Tidak bergonti-ganti dokter juga merupakan saran dari Winarno. Hal ini memudahkan pemantauan pasien selama proses pengobatan berlangsung.
DKK memastikan semua puskesmas yang ada di Kabupaten Karanganyar telah menyediakan obat untuk penyakit leptospirosis. Linda Andini Trisnawati